Hidayatullah.com- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof Din Syamsuddin turut merasa kehilangan atas keperginya KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng.
“Kepergian KH Solahuddin Wahid (Gus Solah) ke hadirat Sang Pencipta adalah kehilangan besar bagi umat dan bangsa. Kepergiannya justeru terjadi pada saat umat memerlukannya,” ujar Din dalam pernyataan tertulisnya diterima hidayatullah.com di Jakarta pada Senin (03/02/2020).
Din yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) ini menilai, Gus Solah selain seorang kiai, juga seorang negarawan.
“(Beliau) figur nan penuh dengan kearifan dan kebijaksanaan, serta cenderung mempersatukan. Gus Solah memiliki itu semua,” ungkap Din.
Din mengatakan bahwa beberapa kali Gus Solah mengajak untuk mempertemukan para tokoh Islam guna menyatukan pikiran terhadap masalah-masalah kebangsaan, dan menghadapi gejala pemecahbelahan umat oleh umat sendiri.
“Saya dengar langsung kala mampir di Jombang (Jawa Timur) maupun dalam berbagai kesempatan, begitu besar keprihatinan Almarhum terhadap keterpecahan umat dan rendahnya qiyadah merekatkan ukhuwah Islamiyah baik antar organisasi maupun dalam satu organisasi. Menurut Almarhum, banyak yang terjebak pada hubbud dunya (pragmatisme dan materialisme),” tuturnya.
Baca: Ketum Muhammadiyah Mengenang Gus Solah Sosok Penjaga Persatuan Umat
Selain itu, lanjut Din, beberapa kali Gus Solah mengajak untuk diadakannya pertemuan para tokoh, namun belum menjadi kenyataan hingga Gus Solah dipanggil pulang ke hadirat Ilahi.
“Semoga niat baik itu ada yang meneruskannya dan arwah Almarhum dari balik barzakh ikut berbahagia menyaksikannya,” pungkas Din.
Diketahui, Gus Solah, tokoh sepuh Nadhlatul Ulama ini meninggal pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Setelah disemayamkan di Jakarta Selatan, Senin pagi almarhum diterbangkan ke Jawa Timur untuk dimakamkan di Pondok Pesantre Tebuireng, Jombang pada Senin sore.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar P turut menyambut kedatangan jenazah (alm) Gus Solah di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Jamaah menyemut di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng saat menyambut kedatangan rombongan pengantar almarhum dari Bandara Juanda.*