Hidayatullah.com– Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menginginkan Indonesia menjadi negara yang maju. Namun, maju yang diharapkan MUI adalah Indonesia yang majunya berkeadilan dan beradab. Harapan ini, sebagaimana disampaikan Sekjen MUI Anwar Abbas bukanlah hal mustahil.
Sebab, kata Anwar, sejumlah organisasi level global memprediksikan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2050. Namun, masalahnya, apakah Indonesia telah mempersiapkan diri sebaik-sebaiknya untuk mencapai harapan itu atau malah belum.
Sehingga, Anwar menilai, semua hal yang akan menghambat harapan Indonesia untuk menjadi negara maju harus disingkirkan.
“Tetapi kita tidak hanya menginginkan negara ini sekadar maju, tapi bagaimana majunya berkeadilan dan beradab. Kita tidak ingin maju kalau seandainya keadilan diinjak-injak, kita tidak ingin maju kalau kedzaliman dan diskriminasi dimana-mana, kita ingin maju kalau keadilan, etika, dan akhlak tegak,” ujar Anwar yang juga Ketua PP Muhammadiyah dalam sambutannya pada Milad ke-45 tahun MUI di Ciputat, Tangerang Selatan (26/07/2020) kutip website resmi lembaga independen yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendikiawan Islam itu.
MUI, sambung Anwar, mengingingkan agar Indonesia menjadi negara maju tidak hanya materialnya saja, namun juga dari sisi spiritualitasnya.
“Oleh karena itu, kita menginginkan supaya negara kita tetap menjaga jati dirinya sebagai bangsa yang beragama, ber-Tuhan,” ujarnya.
Anawr menambahkan, pemerintah dan wakil rakyat dalam membuat peraturan perundang-undangan patut memperhatikan sila di dalam Pancasila maupun pasal di dalam UUD 1945. Anwar menilai, dua dasar negara itu merupakan kesepakatan para pendiri bangsa sehingga negara ini tetap terjaga keutuhannya.
Menurutnya, Indonesia sebagai bangsa masih bisa utuh sampai saat ini karena kita konsisten dan konsekuen dengan kesepakatan yang telah dibuat para founding fathers. “Jangan cederai kesepakatan tersebut, jangan nodai kesepakatan para pandehulu tersebut,” pesannya.
Ahad kemarin MUI resmi berusia 45 tahun. MUI didirikan pada tanggal 26 Juli 1975. Usia ini dinilai sudah cukup matang. Meski begitu, usia itu pun menunjukkan tantangan yang dihadapi MUI semakin berat.
“Kita sangat mengharapkan sekali dalam memomentum Milad MUI ini, mari kita tingkatkan persatuan kita, tidak hanya di dalam organisasi saja saja, tapi yang kita ingin majukan dan gerakkan ini adalah bagaimana supaya rakyat dan umat bisa bangkit,” kata Anwar.
Dengan persatuan dan kesatuan itu, diharapkan agar bangsa Indonesia semakin diperhitungkan di kancah dunia. Sehingga Indonesia tak cuma menjadi negara yang hanya ditentukan, tapi juga menentukan ritme gerak global.
Menurut Anwar, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang punya komitmen tinggi terhadap pembelaan agama, kemanusiaan, maupun tentang persatuan, kesatuan, serta keadilan. Tetapi di dalam pelaksanaannya, masih terlihat banyak kelemahan.
“Karena itu dalam momentum milad MUI ke-45, kita mengajak ke dalam, ke kalangan kita sendiri, mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan kita, kepada bangsa juga mengimbau hal yang sama, mari kita mempererat rasa kebersamaan kita,” pesannya.*