Hidayatullah.com- Di era modernisasi dengan teknologi yang serba canggih, tak dapat dipungkiri bahwa tantangan pendidikan pun tak kalah berat. Kecanggihan teknologi dan komunikasi bak pisau bermata dua. Yang bisa menjadikannya peluang, maka ia akan keluar sebagai pemenang. Yang tak mampu memanfaatkan kesempatan, ia akan mati tergerus arus.
“Tantangan yang ada saat ini, harus dijadikan sebagai peluang untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kepengasuhan putri,” demikian disampaikan Wakil Sekretaris Majelis Dikti Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dr. Sulistianingsih, S.KM., M.Kes dalam webinar bertajuk “Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Kepengasuhan Putri” pada Ahad (22/11/2020).
Pengurus Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengkhawatirkan anak-anak asuh baik di sekolah maupun di asrama dalam menghadapi modernisasi yang tak terbendung.
Sulistianingsih menuturkan di hadapan ribuan audiens, bahwa kebiasaan anak zaman sekarang yang lebih intens berinteraksi dengan gadget daripada dengan orang merupakan tantangan yang harus ditangkap sebagai peluang.
“Seorang pengasuh harus membekali anak asuh, santri, atau murid tentang skill dalam menggunakan teknologi pada proporsinya,” papar dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta dalam acara pra Munas V Muslimat Hidayatullah (Mushida) yang juga disiarkan live streaming pada kanal YouTube Hidayatullah ID itu.
“Keterampilan teknologi dan informasi yang dimiliki seseorang akan memberi kemudahan untuk menerima berita yang valid, dan tak termakan hoax,” imbuh Sulistianingsih.
Baca: Wacana Pendirian Pendidikan Tinggi Kepengasuhan Putri, Ini Peluang dan Tantangannya
Penulis buku Epidemiologi Dalam Kebidanan itu menambahkan, sistem penjaminan mutu internal menuju kampus merdeka adalah tantangan yang tak boleh diabaikan dalam mendirikan pendidikan tinggi kepengasuhan putri.
Budaya mutu yang berkualitas harus dibangun dengan konsisten hingga menjadi sebuah good habits atau kebiasaan baik.
“Budaya mutu tidak untuk ditakuti. Sama halnya saat menerima kunjungan tamu di rumah. Jika kita terbiasa menampilkan sesuatu yang berkualitas, maka kapanpun tamu akan berkunjung, tak perlu cemas. Tamu siap disambut dengan budaya mutu yang selama ini telah dibangun,” pungkas Sulistianingsih.
Sebelumnya, wacana pendirian pendidikan tinggi kepengasuhan putri mencuat pada webinar yang merupakan bagian dari rangkaian acara pra Munas V Muslimat Hidayatullah itu.
Diketahui, Munas V Mushida akan digelar secara virtual, berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Kota Depok, Jawa Barat, dengan 33 titik lain sebagai perwakilan tiap Pengurus Wilayah (PW) Mushida yang ada di berbagai provinsi.
Perhelatan akbar lima tahunan itu kali ini akan digelar secara virtual karena berlangsung di tengah pandemi, dengan mengusung tema “Meneguhkan Integritas Muslimah Demi Tegaknya Peradaban Islam”.* Arsyis Musyahadah