Hidayatullah.com–Seorang pilot berkewarganegaraan New Zealand yang menyebabkan penularan coronavirus domestik pertama di Taiwan setelah berbulan-bulan tidak ada kasus Covid-19, tleah dipecat oleh maskapai penerbangan Eva Air.
Hari Selasa (22/12/2020), seorang pilot dites positif Covid-19, mengakhiri rekor Taiwan 253 hari tanpa ada kasus penularan lokal.
Sejak itu, sejumlah acara Natal di masyarakat ditangguhkan dan pemerintah meminta warga agar tetap berada di rumah pada malam tahun baru.
Sejauh ini, di Taiwan hanya ada total 777 kasus infeksi Covid-19 dan 7 kematian.
Pilot tersebut diduga terjangkit coronavirus pada awal bulan Desember tetapi tidak menampakkan gejala.
Para pilot yang terbang kembali ke Taiwan setelah menjalankan tugas diharuskan menjalani karantina selama tiga hari dan tidak dites kecuali mereka menunjukkan gejala Covid-19.
Tidak tahu kalau dirinya sudah terjangkit virus, dia tetap terbang dan dikabarkan mengalami batuk-batuk dalam penerbangan menuju Taiwan dari Amerika Serikat.
Dia dites positif Covid-19 pada 20 Desember.
Dua hari kemudian, Taiwan menemukan kasus penularan domestik pertama setelah berbulan-bulan nihi pada seorang wanital. Pihak berwenang lantas melakukan pelacakan, dan ternyata dia kontak dekat dengan pilot tersebut.
Otoritas Taiwan menjatuhkan sanksi denda 300.000 dolar Taiwan ($10.600) karena tidak jujur memaparkan kepada petugas apa saja aktivitas yang dilakukannya dan siapa sajayang kontak dengannya ketika dilakukan pelacakan.
Eva Air mengatakan pilot tersebut dipecat karena melanggar prinsip operasional, termasuk tidak mengenakan masker saat berada di kokpit.
Selain wanita tersebut, yang tertular coronavirus dari pilot itu adalah dua koleganya, seorang pilot asal Jepang dan seorang pilot dari Taiwan.
Baik Eva Air maupun pihak berwenang tidak menyebutkan nama pilot yang dipecat tersebut, lapor BBC Sabtu (26/12/2020).
Eva Air dalam sebuah pernyataan menegasakan bahwa perilaku individu tersebut meremehkan upaya orang-orang yang bekerja keras meredam penyebaran coronavirus dan apa yang dilakukannya mencoreng citra perusahaan.
Otoritas kesehatan sejauh ini sudah melacak sekitar 170 orang yang kontak dengan wanita itu, dan menyuruh mereka menjalani karantina mandiri dan dipantau kalau-kalau menimbulkan gejala.
Toko-toko yang dikunjungi wanita tersebut bersama si pilot telah didisinfeksi dan mengimbau orang yang pernah berkunjung ke sana melakukan tes Covid-19.
Perusahaan di mana wanita itu bekerja telah menutup fasilitas kebugaran, kafe dan kantin, melarang pegawainya makan di meja kerja dan melarang orang memasuki tempat usahanya.
Taiwan termasuk salah satu wilayah di dunia yang paling berhasil meredam penyebaran coronavirus. Dua puluh tiga juta penduduk pulau itu secara proaktif mengenakan masker, bahkan sebelum mereka diharuskan memakainya.*