Hidayatullah.com—Uni Eropa menyeru Presiden Tunisia Kais Saied agar mengembalikan demokrasi di negara itu dengan membuka kembali parlemen yang saat ini dibekukannya.
Hal itu dikemukakan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell dalam rapat dengan anggota parlemen UE, di mana dia mengatakan bahwa parlemen Tunisia “tidak dapat ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan”.
Borrell mendesak Presiden Tunisian agar memberikan jadwal yang jelas perihal pembukaan kembali parlemen negaranya.
“Sangat penting untuk masa depan negara serta untuk kredibilitas domestik dan internasional bahwa presiden dan otoritas Tunisia di semua tingkatan sepenuhnya memulihkan konstitusi dan institusi,” paparnya seperti dilansir BBC Rabu (20/10/2021).
Presiden Saied membekukan parlemen pada Juli dan memecat perdana menteri, tindakan yang dikatakan lawan-lawannya sebagai kudeta. Namun, apa yang dilakukan Saied itu memperoleh dukungan dari banyak rakyat Tunisia yang merasa tidak puas dengan kinerja partai-partai politik dalam pemerintahan.
Pekan kemarin, Perdana Menteri Najla Bouden, yang baru ditunjuk Saied bulan lalu, mengumumkan kabinet baru – yang di dalamnya terdapat 10 wanita termasuk perdana menteri.*