Hidayatullah.com—Seniman Denmark pembuat patung peringatan tragedi Lapangan Tiananmen China 1989 meminta imunitas dari UU keamanan Hong Kong untuk mengambil dan membawa kembali patungnya ke Denmark.
Jens Galschiot “meminjamkan selamanya” patung tembaga setinggi delapan meter dan berbobot dua ton yang diberi nama “Pillar of Shame” ke sebuah organisasi sipil Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements in China.
Patung yang berbentuk “tumpukan jasad manusia korban pembantaian” itu sudah dipajang di University of Hong Kong selama lebih dari dua dekade. Setelah Alliance dinyatakan terlarang pada bulan September dan sebagian anggotanya dituduh membahayakan keamanan nasional, pihak universitas meminta kelompok itu menyingkirkan patung tersebut dari kampusnya.
Dalam surat terbuka yang dirilis hari Jumat (12/11/2021), Galschiot, yang menilai patung ya berharga sekitar $1,4 juta, mengatakan dia bermaksud mengambil dan membawanya kembali ke Denmark, dan dia perlu datang ke Hong Kong agar Opera pemindahan yang rumit dapat berjalan lancar.
Kerja sama dari pihak universitas dan otoritas Hong Kong dalam hal tenis, pemblokiran jalan dan perizinan juga diperlukan, kata Galschiot.
Selain itu, seniman Denmark itu juga meminta jaminan dirinya tidak akan dijerat hukum dengan UU keamanan nasional buatan Beijing yang diterapkan di Hong Kong pada 2020 untuk memberangus pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah China daratan.
Pemindahan patung itu akan menggiring pada aktivitas dan liputan media yang “bisa jadi dipandang sebagai kritikan terhadap China. Oleh karena itu, saya perlu mendapat jaminan bahwa saya dan pegawai saya tidak akan dituntut.”
Pihak universitas memberi Alliance tenggat waktu untuk menyingkirkan patung, yang berakhir sebulan lalu.
Universitas Hong Kong, Biro Keamanan dan Departemen Keimigrasian tidak merespon ketika dimintai komentar tentang hal tersebut, lapor Reuters.*