Hidayatullah.com–Sejumlah desa yang terkubur material pasir dan abu vulkanik pasca erupsi Gunung Semeru kini menjadi area terlarang. Pemerintah menutup wilayah terdampak tersebut dan menjaga akses keluar masuk.
Sejumlah wilayah itu terkubur material erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (04/12/2021) dengan ketinggian bervariasi. Termasuk puluhan rumah di Dusun Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, yang terendam luapan air sungai bercampur material lahar dingin erupsi Gunung Semeru yang diguyur hujan.
Selain Dusun Kamar Kajang, beberapa wilayah lain yang berdekatan juga terkubur. Di antaranya adalah, wilayah Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Pronojiwo, Dusun Kajar Kuning, Kampung Renteng, dan Kebon Deli di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
TNI kini menjaga area tersebut dan melarang siapapun untuk masuk, termasuk relawan dan warga.
“Sudah ditutup sejak beberapa hari ini. Kami juga dilarang masuk,” ucap Hafidz Mizan, Koordinator Lapangan Tim Relawan BMH-SAR Hidayatullah di Candipuro, Lumajang kepada hidayatullah.com pada Senin (13/12/2021).
Bupati Lumajang Thoriqul Haq, berdasarkan lansiran BPBD Lumajang, menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru selama 14 hari terhitung mulai tanggal 4 Desember sampai 17 Desember 2021.
Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian, di antaranya terpusat di 18 titik di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian 6 titik (2.081 jiwa), Candipuro 8 titik (3.538) dan Pronojiwo 4 titik (1.056).
Tim Relawan dari Baitul Maal Hidayatullah dan SAR Hidayatullah mendirikan posko bersama di dua titik, Pronojiwo dan Candipuro. Selain penyaluran bantuan, Tim BMH-SAR Hidayatullah juga membantu evakuasi, membersihkan rumah warga dan fasilitas umum terdampak, juga mengadakan program trauma healing bagi korban, khususnya anak-anak.*
Baca juga: Langgar Tetap Utuh Terkena Erupsi, Warga: Selalu Dihidupkan dengan Shalat dan Qur’an
- Liputan ini atas dukungan pembaca hidayatullah.com melalui Donasi Dakwah Media, melalui rek BCA No.00000-000 an yys Baitul Maal Hidayatullah