Hidayatullah.com—Jika niatnya benar, seseorang tidak akan merasa kesulitan memulai menulis. Pernyataan ini disampaikan Ahmad Fuadi, penulis Trilogi Negeri 5 Menara (N5M) pada talkshow yang diadakan Qur’anic Generation (Q-Gen) bertema; “Ngaku Gaul? Follback To Qur’an!” di Masjid Raya Pondok Indah, belum lama ini.
“Temukan alasan besar menulis. Nawaitunya (niat) dulu. Jika why nya sudah ketemu, konsistensi menulis akan kita dapatkan,” demikian disampaikan Ahmad Fuadi.
Pernyataan ini disampaikan saat menjawab pertanyaan seorang peserta yang mengaku kesulitan melanjutkan tulisannya. Sang penanya mengatakan, jika sedang bersemangat, berhari-hari tahan menulis tanpa henti. Tapi kalau sudah kesulitan melanjutkan alur, Ia akan mendiamkannya. Bahkan tidak melanjutkan tulisan sama sekali.
Karena itu Fuadi menyarankan agar membuat peta pikiran di sebuah kertas.
“Jadi, kalau bingung mau nulis apa, kita lihat lagi peta kita,” ulasnya. Ia mengakui, lingkungan memberikan andil yang cukup besar dalam memotivasi menulis. Tapi, menurut lulusan Royal Holloway, University of London itu, keteguhan diri untuk tetap menulis memberi efek yang lebih dahsyat.
“Caranya gampang. Cari sesuatu yang kita senangi, yang bikin bahagia, yang kalau kita ngomong bisa tiga hari tiga malam nggak capek,” paparnya memberi tips.
Selain itu, banyaknya buku yang dibaca akan menambah kosa kata. Semakin banyak referensi bacaan, semakin mudah mengalirkan kata-kata.
“Kalau setiap hari nulis satu halaman, lalu kumpulkan selama setahun, saya bisa datang dan mengucapkan selamat pada Anda. Selamat, karena Anda sudah punya calon buku!” terang Fuadi yang menyebutkan kategori separuh buku berkisar 200-300 halaman.
Selain itu, Fuadi juga menyarankan pada peserta untuk tidak gentar menawarkan karya tulis pada penerbit. Memilih penerbit dengan jaringan luas menjadi salah satu cara meluaskan dakwah.
“Awalnya mungkin ditolak, tapi kalau penjualannya bagus, penerbit yang menolak itu akan minta tulisan juga kok ke kita!” ucapnya.*