Hidayatullah.com– Ratusan imigran asal Afganistan di Balikpapan, Kalimantan Timur dipastikan sebagai penganut ajaran Syiah. Kepastian itu disampaikan tim Kelompok Media Hidayatullah (KMH) yang melakukan peliputan langsung ke Kota Beriman tersebut.
“Barusan (Kamis, 11/12/2014) sore saya masuk ke Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Balikpapan. Konfirmasi mereka (para imigran itu) Syiah dari Afganistan, etnis Hazara,” lapor Ibnu Syafaat, awak KMH kepada hidayatullah.com, Kamis, kemarin.
Para imigran tersebut ditemui di Rudenim, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur. Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, di Lamaru terdapat 132 orang imigran dari berbagai negara, didominasi Afganistan.
Selain itu, sebanyak 153 imigran ditampung di rumah dinas kantor Imigrasi dan Kantor Imigrasi Balikpapan, Jl Jenderal Sudirman, Klandasan Ilir, Balikpapan Selatan. Hingga berita ini ditulis, total terdapat 285 imigran di Balikpapan.
“Tadi saya sempat mampir (di Klandasan). Ini lebih banyak lagi jumlahnya. Bahkan bebas berkeliaran keluar gedung. Jamaah Masjid Istiqomah ada yang melihat (para imigran) berkeliaran ke Lapangan Merdeka dan mall-mall,” lapor Syafaat menyebut sebuah masjid besar yang berada cukup dekat kantor Imigrasi.
“Justru (imigran) yang di Klandasan itu yang lebih patut diwaspadai,” lanjutnya.
Sebelumnya, sebuah perguruan tinggi Islam di Balikpapan Timur menurunkan tim untuk menyelidiki kasus imigran Afganistan. Dari penyelidikannya, tim ini memastikan bahwa para pencari suaka tersebut adalah penganut Syiah.
“Data yang kami peroleh, di Lamaru ada 103 orang dan sudah dipastikan semuanya Syiah. Masih ada satu tempat di Klandasan yang menurut petugas jumlahnya lebih banyak dari yang di Lamaru,” ungkap RK, inisial seorang anggota tim penyelidik tersebut kepada hidayatullah.com, Senin (08/12/2014) melalui pesan internet.
RK juga sempat menggali informasi dari tukang bor air yang bekerja di Rudensi Lamaru. Kepada RK, tukang tersebut mengeluh sebab disuruh mengebor air untuk kepentingan orang non-Muslim.
Sempat juga seorang kawan RK, sebutlah Anto, bertanya kepada petugas keimigrasian Balikpapan. Kepada Anto, petugas tersebut berkata, “Kami tahu, Mas, kalau mereka Syiah, tapi tidak menyembunyikan apa-apa tentang mereka. Kami hanya disuruh sama atasan.”
Sementara itu, Kepala Imigrasi Balikpapan, Sukandar, membantah jika para imigran tersebut melakukan ritual tertentu selama menginap.
“Nggak ada tuh, nggak pernah lihat, nggak pernah dengar. Kerjaan mereka gaplean aja,” akunya dikutip korankaltim.com, Jumat (12/12/2014).
Sukandar mengakui, jika malam para imigran tersebut bisa saja keluar dari penampungan. Karena keberadaan mereka disebutnya bukan sebagai tahanan.
“Bisa saja, kan saya di sini cuma kasih makan-minum saja,” ujarnya.*