Hidayatullah.com—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah, KH Cholil Nafis menanggapi mundurnya KH Miftachul Akhyar sebagai ketua umum MUI. Cholil mengatakan MUI punya mekanisme untuk menerima atau menolak.
Melalui unggahan di akun Twitter-nya, sebagaimana dilihat oleh Hidayatullah.com, Kamis (10/3/20222), Cholil Nafis memuji keputusan Kyai Miftah sebagai teladan.
“Kiai Miftah mundur krn taat pd komitmen saat muktamar NU dari usulan Ahwa. Menurut saya itu bagus sebagai teladan kami menjaga komitmennya,” ungkapnya.
Meski begitu, Cholil juga mengatakan MUI sebagai lembaga memiliki mekanismenya sendiri.
“Namun MUI punya mekanisme utk menerima atau menolaknya. Ya. Karena dibutuhkan dan amanahnya sampai munas berikutnya,” paparnya.
Sebelumnya, Kiai Haji Miftachul Akhyar menyatakan mengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini ia disampaikan saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat, Rabu (09/03/2022).
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini telah berkirim surat ihwal pengunduran dirinya dari jabatan tersebut. Alasan kiai Miftach mundur tak lain karena patuh pada putusan Ahwa organisasi NU.
“Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami’na wa atha’na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan,” ujar Kiai Miftah, dilansir NU Online.
Kiai Miftach kemudian menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020 lalu. Hampir dua tahun sebelumnya, kata Kiai Miftah, dirinya diyakinkan untuk bersedia jadi Ketua Umum MUI.
“Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat ‘bid’ah’ di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI,” jelas Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2015 itu.
Saat ini, lanjut kiai Miftach merasa ‘bid’ah’ itu sudah tidak ada lagi. Jadi dirinya berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi dengan mengajukan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI.
Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI, KH Salahuddin Al-Aiyub membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Kiai Mitach.
“Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI,” ujarnya.*