Hidayatullah.com—Dikenal dengan membuat pernyataan tidak sopan terhadap Muslim, kepala kuil Dasna Devi Yati Narsinghanand, mengatakan, 50 % orang Hindu akan pindah agama dalam 20 tahun jika seorang Muslim menjadi perdana menteri India.
Yati Narsinghanand yang dikenal memicu kontroversi dengan pernyataan ujaran kebencian, menyampaikan hal ini pada hari Ahad (3/4/2022).
Berbicara tentang Hindu Mahapanchayat ‘yang tidak diberikan izin oleh pemerintah Delhi, dia juga mendesak umat Hindu untuk mengangkat senjata nemperjuangkan keberadaan mereka, kutip timeofindia. Mahapanchayat diselenggarakan dilapangan Burari di sini oleh kelompok yang sama yang sebelumnya mengadakan acara kontroversial serupa di Haridwar dan Jantar Mantar di ibu kota negara, di mana slogan-slogan anti-Muslim dimunculkan.
Beberapa pemimnpin supremasi Hindu lainnya juga menghadiri acara hari Ahad. Narsinghanand saat ini dalam jaminan sehubungan dengan kasus ujaran kebencian di Haridwar.
“Hanya pada 2029 atau 2034 atau 2039 seorang Muslim akan menjadi perdana menteri. Begitu seorang Muslim menjadi PM, 5O persen Hindu akan masuk Islam, 40 persen akan dibunuh dan 10 persen sisanya akan tinggal di kamp pengungsian atau di negara lain dalam 20 tahun ke depan,” katanya.
“Ini akan menjadi masa depan umat Hindu. Jika Anda ingin menghindari masa depan ini, jadilah laki laki dan angkat senjata,” kata Narsinghanand dalam video Mahapanchayat yang beredar di media sosial.
Namun Press Trust of India (PTI), kesulitan melacak kebenaran video tersebut.
Sebanyak lima wartawan yang meliput acara itu diserang dan dianiaya disana, namun polisi membantah klaim bahwa mereka ditahan.
Berbagi tweet oleh salah satu jurnalis yang menuduh bahwa dua pemuda Muslim dari media diserang oleh massa Hindu di Mahapanchayat dan juga ditahan, Wakil Komisaris Polisi Usha Rangnani berkemntar di Twitter dan mengatakan tidak ada yang ditahan.
“Sebagian wartawan, dengan sukarela, atas kemauan sendiri, untuk menghindari kerumunan yang semakin gelisah dengan kehadiran mereka, duduk di PCR Van yang ditempatkan di tempat di situ dan memilih untuk melanjutkan ke kantor Polisi karena alasan keamanan. Tidak ada yang ditahan. Karena perlindungan dari polisi,” katanya dalam tweet.
Polisi mengatakan mereka telah menolak izin acara tersebut tetapi penyelenggara tetap melanjutkan acara “Mahapanchayat Sabha” yang dihadiri sekitar 700-800 orang itu.
Tiga laporan telah diajukan sehubungan dengan acara tersebut, kata polisi, menambahkan bahwa tindakan hukum akan segera diambil terhadap mereka yang menyebarkan desas-desus dan informasi yang salah dengan menggunakan berbagai platform, termasuk melalui media sosial.
“Untuk menyebarkan informasi yang salah, tindakan yang diperlukan harus dimulai terhadap orang-orang seperti itu,” ciutan Kompol Rangnani dikutip laman thehindu.com.*