Hidayatullah.com—Ghana menghentikan percobaan vaksin Ebola setelah ada laporan bahwa penduduk dijadikan “kelinci percobaan” untuk mengetes kemanjuran vaksin di negara yang sekarang telah bebas wabah Ebola itu.
Seorang jurubicara Kementerian Kesehatan Ghana hari Rabu (10/6/2015) mengatakan kepada sebuah stasiun radio lokal bahwa penduduk Ghana telah menghubungi kantornya untuk menyatakan mereka tidak lagi berminat dengan proyek tersebut.
Ghana setuju untuk bergabung dengan sejumlah negara lain sebagai tempat ujicoba vaksin Ebola, yang telah membunuh lebih dari 11.150 orang di Afrika.
Tahap pertama, relawan di wilayah Volta di bagian tenggara Ghana diberikan satu vaksin buatan pabrik farmasi asal Amerika Serikat Johnson and Johnson dan pabrik farmasi Bavarian Nordic asal Denmark. Sebagai imbalannya relawan diberi sebuah telepon genggam dan uang masing-masing $5.
Namun, karena menghadapi banyak tentangan, Menteri Kesehatan Alex Segbefia yang sekarang sedang berada di luar negeri memutuskan untuk menghentikan ujicoba itu, kata jurubicaranya Tony Goldman kepada radio Citi FM seperti dilansir AFP.
“Menteri mendapatkan telepon dari banyak orang Ghana yang mengatakan mereka tidak lagi tertarik dengan ujicoba itu,” kata Goldman hari Rabu lalu.
“Jadi beliau mengatakan … ujicobanya harus dihentikan sampai beliau pulang untuk meninjau masalah ini.”
Para pemimpin partai berkuasa Kongress Nasional Demokrat di wilayah Volta mengatakan bahwa ujicoba itu merupakan eksperimen yang “tidak ada gunanya”.
“Kita menghadapi kasus malaria, kolera dan HIV/AIDS serta lainnya. Kita membutuhkan vaksin atau obat untuk menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
“Mengapa sebuah negara yang tidak terancam oleh Ebola membahayakan nyawa rakyatnya untuk sebuah eksperimen yang tidak perlu?”
“Kami akan sangat bersyukur jika eksperimennya dibatalkan seluruhnya guna mencegah warga Volta dijadikan kelinci percobaan.”
Saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengatasi Ebola yang telah mendapatkan lisensi dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong agar vaksin potensial diujicobakan untuk mengatasi wabah Ebola.
Sejauh ini, dua vaksin yang berada dalam tahap pengembangan paling akhir kelihatannya aman-aman saja, kata National Institute of Allergy and Infectious Diseases di Amerika Serikat bulan Maret lalu.
Wabah Ebola belakangan mulai merebak sejak Desember 2013. Wabah itu merupakan yang paling buruk sejak pertama ditemukan pada tahun 1976.*