Hidayatullah.com—Seorang remaja anggota militer Korea Utara membelot dengan berjalan melewati daerah perbatasan dengan Korea Selatan yang dijaga oleh banyak pasukan dari kedua pihak, kata Kementerian Korsel.
Tentara remaja itu berjalan mendekati sebuah pos penjagaan Korea Selatan di daerah terpencil di Hwacheon, Provinsi Gangwon di bagian tengah Semenanjung Korea, pada pukul 8 pagi hari Senin (15/6/2015), lansir Aljazeera mengutip keterangan seorang pejabat kementerian.
Prajurit Korut itu saat ini berada dalam tahanan, sementara petugas melakukan sejumlah pemeriksaan.
Setiap tahun sekitar1.000 orang membelot dari Korut ke Korsel, yang mana kebanyakan mereka pergi ke wilayah China terlebih dahulu baru kemudian memasuki wilayah Korsel. Sangat jarang pembelot Korut yang nekat menyeberang ke Korsel dengan melewati Zona Demiliterisasi (DMZ), yang dipenuhi dengan ranjau dan dibatasi kawat berduri, serta dikawal puluhan ribu tentara dari masing-masing Korea.
Pembelotan nekat dengan menerobos DMZ terakhir dilakukan pada tahun 2012.
Pembelotan hari Senin itu meningkatkan ketegangan antara petugas penjaga perbatasan Korea Utara dengan Korea Selatan yang mengawal DMZ dengan lebar 4km dan panjang 248km. Meskipun demikian, tidak muncul konflik di antara keduanya, lapor kantor berita Yonhap.
Kebanyakan orang Korut membelot ke selatan karena ingin terbebas dari kekuasaan represif pemerintah Pyongyang atau dari kemiskinan. Sebagian besar dari mereka terlebih dahulu pergi memasuki wilayah China, lalu melanjutkan perjalanan ke sebuah negara di Asia Tenggara, dan akhirnya tiba di Korea Selatan.
Pada tahun 2012, seorang tentara Korut berjalan tanpa diperiksa melalui barisan kawat beraliran listrik dan kamera pengawas. Kejadian ini mengakibatkan pemerintah Seoul memecat 3 komandan lapangan karena kelalaian.
Agustus tahun lalu, dua orang asal Korea Utara melewati garis perbatasan dengan berenang menyeberangi Sungai Kuning untuk mencapai sebuah pulau terluar di wilayah Korea Selatan.*