Hidayatullah.com—Kemuliaan manusia sejatinya terwujud dari fondasi keluarga yang kokoh dan harmonis, yang mampu membangun karakter bermartabat dan berintegritas. Hal ini ditegaskan oleh Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, pakar kebijakan publik, dan Prof. Dr. Atip Latipulhayat, S.H., M.H., Ph.D, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam seminar nasional bertajuk “Keluarga Fondasi Mewujudkan Kemuliaan Manusia.”
Menurut Prof. Euis, kebijakan publik yang mendukung ketahanan dan fungsi keluarga secara holistik adalah syarat mutlak untuk menghasilkan manusia bermartabat, sementara Prof. Atip menekankan peran pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik sebagai cerminan nilai kemuliaan yang perlu terus dikembangkan sejak dini.
Fenomena modernisasi dan globalisasi menghadirkan tantangan sekaligus peluang dalam upaya mewujudkan kemuliaan manusia. Kemajuan teknologi dan akses informasi yang mudah memperluas kesempatan meningkatkan kualitas hidup, namun di sisi lain, arus materialisme kerap menggeser makna kemuliaan manusia menjadi sekadar pencapaian ekonomi dan status sosial.
Dalam konteks inilah, peran keluarga menjadi semakin krusial sebagai tempat pendidikan nilai-nilai non-materialistis yang menegaskan kasih sayang, integritas, dan kesederhanaan sebagai landasan membangun manusia yang mulia secara moral dan spiritual. Seminar nasional ini diadakan oleh Komite Nasional Perlindungan Keluarga (KNPK) Indonesia sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-32 dan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025, yang berlangsung pada Ahad, 6 Juli 2025, di Ruang Auditorium Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI.
Prof. Euis Sunarti dalam paparannya menguraikan konsep Pembangunan Ramah Keluarga (PRK) sebagai solusi sistemik atas tantangan keluarga modern. PRK mengintegrasikan berbagai komponen ketahanan dan kualitas keluarga dalam pembangunan sektor-sektor sosial secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pihak yang bersinergi. “Ketahanan keluarga menjadi prasyarat fundamental untuk menghasilkan insan mulia yang mampu membangun masyarakat madani dan bangsa beradab,” ujarnya. Menurut Prof. Euis, kemuliaan manusia bukan hanya soal keberhasilan individu, tetapi tentang bagaimana keluarga mampu menjadi ruang transformatif nilai-nilai kemanusiaan dan moral.
Sementara itu, Prof. Atip Latipulhayat menyampaikan bahwa sistem pendidikan dasar dan menengah memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kemuliaan manusia melalui kurikulum dan pembentukan karakter.
“Pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan integritas, empati, dan tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Dengan demikian, penguatan pendidikan karakter yang dimulai dari keluarga dan didukung oleh sistem pendidikan nasional akan menciptakan generasi penerus yang berdaya saing dan bermoral tinggi.
Seminar ini dimoderatori oleh Feizal Syahmenan, S.H., M.H., menghadirkan sejumlah narasumber yang membahas kemuliaan manusia dari berbagai perspektif. Prof. Dr. Cecep Darmawan, M.Si., M.H. mengupas perspektif pendidikan dalam menguatkan keluarga sebagai fondasi pembangunan kemuliaan manusia, sementara Dr. Bagus Riyono, Psi., MA., mengangkat pentingnya kesehatan mental sebagai aspek vital dalam memperkokoh keluarga.
Sementara Adiwarman Azwar Karim, M.B.A., M.A.E.P., membahas prinsip ekonomi syariah yang dapat menguatkan ekonomi keluarga demi menjaga kemuliaan manusia.
Selain itu, Dr. Aan Rohanah, M.Ag., mengulas peran religiusitas dalam meraih kemuliaan melalui penguatan fungsi agama dalam keluarga.
Selain seminar, KNPK Indonesia juga meluncurkan gerakan Kampanye Kemuliaan Manusia dengan pesan hidup sederhana dan penguatan nilai non-materialisme melalui berbagai media digital, termasuk poster, video pendek, dan narasi inspiratif.
Gerakan ini dinamakan Gerakan Kebaikan Keluarga Indonesia (GKKI), yang menargetkan keluarga di berbagai lapisan masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya integritas dan kontrol diri sebagai pondasi kemuliaan manusia.
Acara yang dihadiri sekitar 200 peserta dari kalangan akademisi, praktisi, organisasi masyarakat, dan pengurus KNPK Indonesia ini menjadi momentum strategis dalam menginternalisasi nilai-nilai kemuliaan manusia di tengah dinamika sosial dan budaya modern.
Melalui kolaborasi antara kebijakan publik, pendidikan, kesehatan mental, ekonomi syariah, dan keberfungsian agama, keluarga diharapkan mampu menjadi benteng utama dalam membentuk manusia yang tidak hanya unggul secara material, tetapi juga mulia secara moral dan spiritual.
Tema dan lokasi acara ini, “Keluarga Fondasi Mewujudkan Kemuliaan Manusia,” diselenggarakan di Auditorium Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 6 Juli 2025, menjadi bukti nyata komitmen KNPK Indonesia dan para pemangku kepentingan dalam menguatkan peran keluarga sebagai pusat pembentukan kemuliaan manusia di Indonesia.*/Hadijah