Hidayatullah.com– Banyak rumah sakit di Jerman memiliki tempat ibadah kapel untuk penganut Kristen, atau “ruang sunyi” untuk memberikan pasiennya waktu untuk berdoa. Sebuah klinik di Thuringia kini telah membuka sinagogenya sendiri.
Tidak hanya itu, pihak rumah sakit juga memperluas dapur dan menunya untuk menyediakan perawatan kosher bagi pasien di bawah pengawasan para rabi Yahudi.
Bangunan rumah sakit pun dilengkapi “Shabbat elevator” yang berjalan sepenuhnya secara otomatis pada hari-hari libur keagamaan Yahudi, dan dengan demikian dapat digunakan oleh pasien Yahudi yang religius, lansir DW (20/5/2022).
Inisiatif baru ini tergolong unik di Jerman. Rumah sakit Waldkliniken Eisenberg meresmikan ruang peribadatan sinagoge itu pada hari Ahad 22 Mei 2022.
Daftar undangan peresmian tercantum nama rabi Yahudi Ortodoks Yitzhak Ehrenberg dari Berlin menunjukkan “tidak biasanya” acara itu.
Di dalam daftar itu juga ada nama kepala pemerintahan wilayah negara bagian Thuringia Bodo Ramelow, bekas presiden Central Council of Jews in Germany Charlotte Knobloch, serta rabi wilayah negara bagian Thuringia Rabbi Andreas Nachama berikut rabi-rabi lainnya. Mereka semua akan menyentuh mezuzah, kapsul kitab suci tradisional di pintu masuk sinagoge sebagai tanda peresmian.
Rabi Ehrenberg menyebut rencana pembuatan sinagoge itu “unik, sangat, sangat indah dan positif.” Dalam acara peresmian dia sendiri yang membawa gulungan Torah berusia 80 tahun ke ruang ibadah yang terletak di lantai dua itu, sambil merapalkan doa-doa. “Torah ark” yang membungkus gulungan yang dianggap suci itu dibuat secara khusus di Israel, dan dihias dengan ukiran yang didedikasikan untuk mengenang para korban Shoah.
Perabotan untuk ruangan dengan 16 kursi itu juga berasal dari Israel, dari pemukiman Yahudi kibbutz yang telah membuat furnitur untuk lebih dari 5.000 sinagog di Israel dan di seluruh dunia. Menurut pihak rumah sakit, semua ini dibiayai oleh asosiasi sponsornya, sumbangan pribadi, dan dana dari undian lotere negara.
Jika diperlukan, di masa mendatang juga akan ada kebaktian dan doa di bangsal, tidak hanya pada hari Sabat, Ehrenberg menjelaskan. Rabi kelahiran Yerusalem tahun 1950 itu mengatakan bahwa dia telah terlibat dalam proyek dapur kosher sejak awal. Sebuah “dapur kosher yang layak” sangat penting bagi pasien Yahudi, katanya.
Ada bisnis di balik Sinagoge
Proyek ini tidak diprakarsai oleh lembaga pemerintah mana pun, juga tidak dimaksudkan sebagai bagian dari perayaan 1.700 tahun kehidupan Yahudi di Jerman tahun ini. Rumah sakit tersebut konon sudah memiliki ruang ibadah untuk semua agama dan denominasi.
Penggagasnya, pria berusia 53 tahun bernama Thies, mengatakan kepada DW babwa dia melihat tidak ada klinik atau rumah sakit di Eropa yang menawarkan masakan kosher bagi pasiennya. Dia lantas memperluas idenya itu dengan memasukkan sinagoge.
“Komunitas Yahudi di Thuringia sangat senang,” kata Thies, dan komunitas Yahudi menghubungkannya dengan orang-orang yang dapat membantu proyek tersebut.
Thies kemudian bertemu Charlotte Knobloch secara kebetulan selama pelatihan sebagai perawat di Munich, dan berbicara dengannya tentang harapan pasien-pasien Yahudi. “Saya tidak menyangka sama sekali,” kenangnya tentang hari itu. “Pertemuan itu lebih merupakan pengalaman pribadi, yang melekat dalam ingatan saya.”
Rumah sakit berkapasitas 254 tempat tidur itu kini juga merupakan German Center for Orthopedics. Pusat pengobatan ortopedi itu ditempatkan di bangunan yang dirancang oleh arsitek dan designer Italia Matteo Thun. Bangunannya tampak lebih mirip hotel dibanding klinik.
Sepekan setelah peresmian sinagoge itu, Knobloch, Thies, dan rabi-rabi Yahudi akan bertemu lagi.
Pada pertemuan itu mereka akan menggelar pertemuan dengan European Conference of Rabbis (CER), dengan ratusan rabi Ortodoks, yang berkumpul di Munich. Ehrenberg adalah anggota dari komite tetap konferensi itu.
Selama pertemuan CER itu, Thies akan mempresentasikan sinagoge baru dan dapur kosher yang ada kliniknya.
Ehrenberg, lebih terang-terangan dibandingkan Thies, melihat ada pasar yang sangat potensial di sana.
“Ini bisa mendatangkan keuntungan bagi rumah sakit jika Anda mengiklankannya secara tepat. Ya, bahkan bisa dikenal di luar Jerman,” imbuhnya.*