Hidayatullah.com—Nissan dan Mitsubishi mengatakan bahwa Carlos Ghosn menerima “bayaran tidak sah” berjumlah total €7,8 Juta ($8,9 juta) dari sebuah perusahaan joint venture perusahaan-perusahaan pembuat mobil.
Klaim itu menyusul investigasi gabungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut atas pelanggaran yang dilakukan oleh Ghosn.
Ghosn, mantan chairman Nissan dan Mitsubishi, ditahan sejak bulan November 2018 di Jepang dengan tuduhan melakukan tindak pidana finansial. Kedua perusahaan itu memecatnya setelah penangkapan. Dia membantah melakukan kesalahan.
Dalam sebuah pernyataan, Nissan mengatakan Ghosn dibayar oleh sebuah perusahaan joint venture yang berbasis di Belanda, tetapi dia menandatangani kontrak tanpa berkonsultasi dengan dua petinggi perusahaan lainnya yaitu CEO Nissan Hiroto Saikawa dan CEO Mitsubishi Osamu Masuko.
Dalam pernyataan itu dikatakan bahwa Ghosn menerima total €7,8 Juta.
“Nissan memandang bayaran-bayaran yang diterima oleh Ghosn dari perusahaan joint venture itu merupakan akibat dari tindakan yang salah dan kami akan memikirkan cara untuk mendapatkan kembali keseluruhan uang tersebut dari Ghosn,” bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir BBC Jumat (18/1/2019).
Pihak berwenang di Jepang menjerat Ghosn dengan pasal pelanggaran finansial dan penyalahgunaan wewenang. Pria berusia 64 tahun itu dituduh tidak melaporkan sebagian pendapatannya selama 8 tahun dan mengalihkan sementara kerugian investasi pribadi ke Nissan.
Penahanannya yang cukup lama di Jepang tanpa ada persidangan menyulut kritik dan memicu kecurigaan adanya permainan kekuasaan antara kedua pabrikan mobil Jepang itu dengan Renault, perusahaan otomotif asal Prancis.
Eksekutif kelahiran Brazil itu adalah arsitek aliansi Renault-Nissan dan menyelamatkan Nissan dari keterpurukan, serta membawa Mitsubishi masuk ke dalam bisnis mereka pada 2016.
Renault, yang 15% sahamnya dimiliki oleh pemerintah Prancis, mempertahankan Ghosn sebagai chairman dan CEO bahkan setelah dia ditahan pada bulan November tahun lalu. Namun, ada spekulasi Ghosn pada akhirnya akan diganti.
Renault dipandang sebagai mitra dominan karena menguasai 43% kepemilikan Nissan, meskipun menjual lebih sedikit kendaraan. Kepemilikan Nissan di Renault hanya 15%.*