Hidayatullah.com–Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Senat Mahasiswa Universitas California Berkeley menyetujui kebijakan untuk melakukan divestasi di dua perusahaan Amerika yang dianggap ikut bertanggungjawab atas pendudukan Palestina, blokade dan penyerangan Gaza oleh Israel.
UC Berkeley akan menarik investasi mereka di General Electric dan United Technologies. General Electric adalah pembuat mesin-mesin helikopter Apache, dan United Technologies membuat mesin helikopter Blackhawk, pesawat tempur F-15 dan F-16.
Rapat senat dilaksanakan mulai Rabu malam, dan berakhir Kamis 18/3 sekitar pukul 4 dini hari. Pertemuan itu dibanjiri oleh mahasiswa, dosen, dan warga komunitas UC Berkeley lainnya. Awalnya acara digelar di ruang senat, namun karena pengunjung membludak akhirnya dipindahkan ke tempat lain yang lebih luas. Terjadi perdebatan yang cukup hangat sebelum akhirnya keputusan melakukan divestasi ditetapkan melalui voting, 16-4 untuk pendukung divestasi.
“Ada teriakan gembira di satu sisi dan air mata di sisi lain,” kata Direktur Eksekutif Berkeley Hilel, rabi Adam Naftalin-Kelman, menggambarkan suasana pertemuan.
Tentu saja yang dimaksudnya menangis adalah para penentang keputusan itu. “Sebagian besar yang menyatakan berseberangan merasa kalah telak,” tambahnya seperti dikutip Jewish Weekly.
Menurut laporan Jewish Weekly, UC Berkeley mengincar divestasi di lima perusahaan yang mendukung kejahatan perang, tempat di mana mereka menanamkan investasi sebesar USD135 juta. Perusahaan ketiga yang disebut adalah Hewlett-Packard.
Naftalin-Kelman menyebut tindakan Senat UC Berkeley itu menyedihkan.
Namun sesungguhnya yang lebih menyedihkan adalah pernyataan dari Alan Dershowitz yang bersama StandWithUs/Voice For Israel mengecam keputusan UC Berkeley tersebut. Jaksa dan penulis terkenal ini tidak bisa membedakan siapa sebenarnya yang tidak bermoral, teroris dan melakukan tindakan ilegal.
Katanya dalam pernyataan, “Menarik invstasi dari Israel adalah immoral, fanatik dan jika dilakukan oleh universitas negeri, berarti ilegal.”
“Tindakan itu mendukung terorisme dan mengancam perdamaian,” katanya, dan menyatakan akan melakukan balasan atas apa yang telah dilakukan UC Berkeley.
Menurut salah seorang penggagas divestasi, Emiliano Huet-Vaughn, apa yang mereka lakukan adalah sebuah langkah bersejarah yang membuktikan bahwa tidak selamanya orang Amerika membiarkan dirinya mengambil keuntungan dari penjajahan atau pelanggaran HAM.
Sejalan dengan pendapat Huet-Vaugh, Emily Carlton yang juga mendukung keputusan itu menambahkan, “Aksi ini akan menjadi sejarah jika dilakukan di seluruh penjuru negeri dan dunia. Saya berharap dewan mahasiswa di seluruh Amerika akan melihatnya sebagai tanda bahwa sekarang saatnya untuk menarik investasi dari perang.”
Ke depan, sebagaimana yang dinyatakan dalam resolusi UC Berkeley yang dimuat oleh Mondoweiss, mereka juga akan merekomendasikan agar divestasi dilakukan atas perusahaan-perusahaan yang membantu kejahatan perang di seluruh dunia, seperti yang terjadi di perang Kongo, Maroko dan tempat lain yang ditentukan oleh PBB dan organisasi HAM internasional terkemuka. [di/plt/modw/jwk/hidayatullah.com]