Hidayatullah.com– Tentara Libanon hari Kamis (10/8/2023) mengatakan bahwa pihaknya telah menyita senjata-senjata dari sebuah truk Hizbullah yang terguling di kota kecil Kahaleh dekat Beirut, yang memicu bentrokan maut antara warga Kristen dan kelompok Syiah bersenjata itu.
Bentrokan terjadi pada Rabu malam menyusul tergulingnya truk bermuatan senjata Hizbullah tersebut di Kahaleh, kota kecil di perbukitan di bagian timur tidak jauh dari ibukota Beirut, di jalan yang terhubung dengan Lembah Bekaa yang berbatasan dengan Suriah.
Abboud Abi Khalil, walikota Kahale yang merupakan kota Kristen, mengatakan bahwa warga setempat mengerumuni truk yang terguling itu untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya, sebelum anggota-anggota Hizbullah yang mengawal truk melepaskan tembakan ke arah kerumunan masyarakat dan menewaskan seorang di antara mereka.
Hizbullah – kelompok bersenjata Syiah Libanon yang disokong penuh oleh rezim Syiah Iran – mengatakan bahwa salah satu anggotanya tertembak dan kemudian meninggal akibat luka yang dideritanya.
Hari Kamis, militer Libanon dalam sebuah pernyataan mengkonfirmasi bahwa dua orang tewas dan amunisi yang terdapat di truk tersebut telah disita.
“Muatan truk itu sudah diangkut ke markas militer, dan investigasi sudah dimulai oleh pihak berwenang yudisial yang berkompeten,” imbuhnya, seperti dikutip AFP.
Personel militer Libanon telah menyingkirkan truk tersebut pada waktu subuh dan membuka kembali jalan Beirut-Damaskus yang diblokir oleh penduduk Kahaleh sebagai protes.
Hizbullah merupakan satu-satunya faksi Libanon yang masih menyimpan persenjataannya setelah berakhirnya perang sipil 1975-1990. Hizbullah dinyatakan sebagai kelompok “teroris” oleh banyak negara Barat.
Pemakaman Ahmad Ali Kassas, anggota Hizbullah yang tewas dalam bentrokan di Kahaleh, dilakukan pada hari Kamis.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pendukung Hizbullah mengunggah gambar di media sosial yang menunjukkan Kassas mengenakan seragam militer di Suriah, di mana Hizbullah berperang membela rezim Presiden Bashar Assad yang membantai rakyatnya sendiri.
Pada Agustus 2021, penduduk sebuah desa Druze di Lebanon selatan marah dan menghentikan sebuah truk yang membawa peluncur roket yang digunakan oleh Hizbullah untuk melakukan serangan ke Israel. Mereka marah karena tindakan kelompok Syiah bersenjata itu dinilai membahayakan nyawa warga sipil.*