Hidayatullah.com– Banyak pelajaran dari bulan suci Ramadhan 1435 H yang baru saja berlalu. Di antaranya dapat menumbuhkan semangat umat Islam untuk berjihad di berbagai medan konflik seperti Palestina.
Hal ini disampaikan oleh anggota Dewan Syura Hidayatullah Ustadz Nashirul Haq dalam khutbah Idul Fitri 1435 H di Kampus Pesantren Hidayatullah Pusat Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (28/7/2014) pagi.
Menurut Nashirul, agresi militer yang mulai kembali digencarkan Zionis-Israel terhadap Gaza, Palestina pada Ramadhan lalu sebagai momentum kebangkitan kaum Muslimin.
“Dengan peristiwa yang melanda saudara-saudara kita di Gaza, hendaknya juga membangkitkan semangat kita untuk juga mengidam-idamkan berjihad fii sabilillah,” ujarnya di depan sekitar 1500 jamaah.
Dia menyebut sebuah dalil yang mengatakan bahwa seorang Muslim harus berjihad di jalan Allah. Paling tidak punya keinginan untuk melakukannya.
Menurut Nashirul, berjihad di jalan Allah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi umat Islam. Sebab orang yang syahid di medan juang berarti memperoleh kebahagiaan.
Mungkin sebagian orang bersedih atas penderitaan rakyat Palestina. Tapi sesungguhnya mereka yang syahid tengah tersenyum, jelas Nashirul seraya mengutip sebuah dalil tentang ganjaran kebaikan bagi para syuhada.
Mensyukuri Lebaran
Pelajaran lainnya dari Ramadhan, tambah alumnus Universitas Islam Madinah ini, adalah bahwa hari-hari setelah bulan puasa merupakan ujian yang sesungguhnya.
“Pertarungan yang sejati kita mulai pagi bahkan mulai tadi malam (Ahad, 27/7/2014). Pada saat kita kenyang, masih sempatkah kita bangun malam? Pada saat kita sibuk melayani tamu (yang silaturahim), masih sempatkah kita baca al-Qur’an sebagaimana saat Ramadhan?” ujarnya.
Hal inilah, kata dia, yang menjadi tantangan bagi umat Islam selepas Ramadhan. Olehnya, Rasulullah menganjurkan umatnya menjalankan puasa Syawal pasca berpuasa Ramadhan untuk menjaga spirit bulan suci.
“Kemenangan sesungguhnya ketika kita mampu memelihara kebaikan-kebaikan kita selama Ramadhan. Mudah-mudahan kita jadi pribadi al-muttaqin sebagai alumni-alumni Ramadhan,” ujarnya menyisipkan doa.
Nashirul juga berpesan agar umat Islam yang masih bisa berlebaran tahun ini senantiasa mensyukuri hal itu. Sebab, sebagian umat Islam lainnya sudah tidak bisa lagi menikmati hari raya dikarenakan telah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
“Tahun ini ada keluarga kita yang sudah tidak berlebaran bersama kita lagi. Bisa jadi pada tahun depat giliran kita yang tidak lagi berlebaran dengan keluarga kita,” ujarnya sembari menitikkan air mata saat membacakan teks khutbah resmi dari pesantren.
Hidayatullah dan segenap komponen umat Islam bisa dipastikan menggelar Hari Raya Idul Fitri 1435 secara bersamaan pada Senin (28/7/2014). Seperti biasa, Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak menggelar shalat Id di ruang parkir Masjid ar-Riyadh bagi jamaah pria. Terpisah dengan jamaah wanita yang shalat di halaman kampus putri dekat parkiran Ar-Riyadh. Lebaran ini juga diikuti masyarakat umum di sekitar komplek pesantren.
Pada Ramadhan lalu, pesantren tersebut juga melakukan penggalangan dana infaq untuk Palestina. Di kalangan ibu-ibu, Muslimat Hidayatullah berhasil menggalang dana Palestina sebesar Rp 34.295.000 hanya dalam lima menit di gedung serbaguna pesantren, Ahad (20/7/2014), 22 Ramadhan.*