Hidayatullah.com– Polisi memeriksa seorang pria tersangka penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terburuk dalam sejarah Korea Selatan modern, yang dipicu oleh kegiatannya membersihkan makam keluarga.
Belasan kebakaran tercipta dari sulutan api yang dikipasi oleh angin kencang dan kondisi kering, menewaskan 40 orang dan menghanguskan lebih dari 48.000 hektare hutan.
Seorang pria berusia 56 tahun diperiksa sebagai tersangka penyebab kebakaran secara tidak disengaja ketika dia sedang membersihkan makam-makam leluhurnya pada 22 Maret di Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara, kata seorang pejabat kepolisian wilayah provinsi.
“Kami menangkapnya tanpa penahanan pada hari Sabtu dengan tuduhan secara tidak disengaja menyebabkan karhutla tersebut,” kata pejabat kepolisian itu, yang menolak disebutkan namanya, kepada AFP hari Ahad (30/3/2025).
Penyidik akan memeriksanya lebih lanjut setelah pemeriksaan di lokasi rampung, yang bisa memakan lebih dari satu bulan, kata pejabat kepolisian itu.
Anak perempuan tersangka dikabarkan mengatakan kepada pihak penyidik bahwa ayahnya berusaha membakar cabang-cabang pohon yang menggantung di atas makam dengan korek api.
Bunga api kemudian terbawa angin dan menyulut kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas, kata anak perempuan itu kepada pihak berwenang seperti dikabarkan kantor berita Yonhap.
Polisi, yang menyimpan identitas ayah dan anak itu, menolak mengkonfirmasi kabar tersebut kepada AFP.
Api cepat menyebar disebabkan angin kencang dan kondisi yang sangat kering, dengan rata-rata curah hujan di daerah itu di bawah rata-rata selama berbulan-bulan, menyusul tahun terpanas bagi Korea Selatan pada 2024.
Di antara korban tewas adalah seorang pilot helikopter yang pesawatnya jatuh ketika berusaha memadamkan api di kawasan pegunungan.
Kebakaran itu juga menghanguskan sejumlah tempat bersejarah, termasuk kompleks kuil Gounsa di Uiseong, yang diyakini merupakan bangunan peninggalan abad ke-7 Masehi.*