Hidayatullah.com – Pesawat-pesawat tempur ‘Israel’ dan Amerika Serikat pada Senin melancarkan serangan udara bersama ke kota Sanaa dan Hodeidah di Yaman sebagai tanggapan atas serangan rudal di Bandara Ben Gurion sehari sebelumnya.
“Amerika Serikat mengebom Sanaa dan Israel mengebom Hodeidah,” lapor Channel 12 Israel, mengutip pejabat yang mengatakan bahwa serangan di Yaman dikoordinasikan dengan Washington.
Puluhan pesawat tempur dilaporkan ikut serta dalam serangan udara terhadap Yaman.
Meskipun serangan itu intens, seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Channel 13 News bahwa operasi hari Senin itu “hanya pengulangan masa lalu.”
“Kami tidak berharap serangan udara itu akan menghentikan peluncuran rudal Houthi, dan Angkatan Udara juga bersiap menghadapi kemungkinan tanggapan Houthi,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Sebelumnya pada hari itu, pesawat tempur AS dan Inggris melancarkan tujuh serangan udara di Distrik Al-Hazm, yang terletak di Provinsi Al-Jawf Yaman, timur laut Sanaa. Selain itu, pesawat AS melancarkan tiga serangan di wilayah Al-Sawad, Distrik Sanhan, di Provinsi Sanaa.
Serangan gabungan dua entitas superpower terhadap negara termiskin di dunia Arab itu terjadi satu hari setelah Yaman menargetkan Bandara Ben Gurion dengan rudal balistik dan mengumumkan dimulainya blokade udara terhadap ‘Israel’.
Ini adalah serangan udara ‘Israel’ keenam terhadap Yaman sejak Juli 2024, setelah lebih dari 400 serangan oleh Yaman terhadap ‘Israel’ sejak dimulainya genosida di Gaza.
Sejak 15 Maret, AS telah melancarkan serangan udara harian di bawah bendera Operasi Rough Rider, dengan Presiden Donald Trump berjanji untuk menerapkan “kekuatan mematikan yang luar biasa” sampai YAF menghentikan serangan mereka. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengklaim pasukannya telah menyerang lebih dari 1.000 target di Yaman selama operasi tersebut, meskipun hanya memberikan sedikit rincian tentang sifat serangan tersebut.*