Hidayatullah.com—Pasukan Pertahanan ‘Israel’ (IDF) mengumumkan sebanyak 11 tentaranya telah tewas dalam pertempuran darar di Gaza utara pada hari Rabu dini hari (1/11/2023) lapor The Times of ‘Israel’ dan Al-Jazeera.
Ini adalah jumlah kerugian terbesar yang mereka alami sejak serangan darat di Gaza. Hal ini menjadikan jumlah total tentara ‘Israel’ yang terbunuh sejak 7 Oktober menjadi lebih dari 320 orang.
Menurut The Times of ‘Israel’, para prajurit bernama Letnan Ariel Reich, (24), Kopral. Asif Luger (21), Sersan Adi Danan, Sersan Halel Solomon (20), Erez Mishlovsky (20), Adi Leon (20), Kopral Ido Ovadia (19), Kopral Lior Siminovich (19), Roei Dawi (20), Sersan Pdaya Mark (22), Sersan Roei Wolf (20 tahun), dan Sersan Lavi Lipshitz (berusia 20 tahun).
Sebelumnya, pada Selasa, dua tentara lainnya dilaporkan tewas dalam bentrokan terpisah dengan milisi pejuang Al-Qassam. Pasukan ‘Israel’ tewas dalam dua insiden, satu di mana rudal anti-tank ditembakkan ke Batalyon Givati, dan Batalyon Lapis Baja terkena alat peledak improvisasi (IED).
Lebih dari 8.000 warga Palestina syahid dalam serangan penjajah ‘Israel’ sejak 7 Oktober. Sementara dari 1.400 orang pihak ‘Israel’ tewas dan lebih dari 250 warganya masih dalam tawanan Hamas.
Kekalahan tentara IDF dalam pertempuran melawan pejuang Hamas di Gaza merupakan pukulan yang keras dan menyakitkan, ‘ ujar Menteri Pertahanan ‘Israel’ Yoav Gallant pada hari Rabu menyatakan. “Hati dan pikiran kami bersama keluarga tercinta mereka,” kata Gallant.
“Pencapaian signifikan dari pertempuran sengit di Jalur Gaza sayangnya harus dibayar mahal, ” tambah dia.
Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu hari Senin menjelaskan bahwa ‘Israel’ tidak akan menyetujui gencatan senjata. Ia menyebut seruan gencatan senjata sama halnya menyerah kepada pejuang kemerdekaan Palestina.*