Hidayatullah.com–Iibu kota Suriah, Damaskus semakin mencekam dalam dua pekan terakhir. Kondisi tersebut menyusul semakin terdesaknya pasukan rezim otoriter Bashar al Assad oleh milisi pembebasan yang didukung oleh tentara yang pro revolusi rakyat.
Distrik Qudsiya yang letaknya hanya sekira 6 km dari istana kepresidenan Bashar dihujani bom mortir oleh tentara rezim sekte Nushairiyah, akhir Juni silam. Kebrutalan tersebut demi membendung gerakan protes massa dan serangan milisi yang semakin mendekati istana Bashar.
Bashar sendiri hanya bisa bergantung kepada pasukan Garda Revolusi yang dijadikannya tameng hidup. Akhir Juni silam, sepekan penuh Bashar dan keluarganya tidak bisa melampaui pagar kompleks istana.
Unit politik Hai’ah al Syam al Islamiyah, sebuah organisasi revolusi yang berpusat di Suriah melaporkan bahwa media milik pemerintah secara kamuflase menyiarkan Asma, istri Bashar yang sedang bermain bola volly. Langkah tersebut ditempuh pemerintah untuk menutup-nutupi kekalutan yang kini menyelimuti keluarga istana. Tapi upaya tersebut tidak berguna. Siaran tersebut muncul hanya berselang beberapa hari setelah informasi percobaan pembunuhan dengan racun yang hampir merenggut nyawa Bashar dan istrinya bocor keluar istana.
Setelah peristiwa percobaan pembunuhan yang gagal itu, Bashar tidak lagi berani menyantap makanan kecuali setelah dicicipi random seperempatnya oleh anggota badan intelijen dari militer.
Pergantian ke bulan Juli juga diwarnai oleh semakin banyaknya tentara Suriah termasuk perwira tinggi yang membelot ke revolusi rakyat. Puluhan tentara itu termasuk sejumlah perwira tinggi di dalamnya. Mereka bersama keluarga masing-masing mencari suaka ke Turki.
Diperkirakan sudah ada belasan perwira tinggi yang membelot dan mencari suaka ke Turki. Mereka sengaja menyembunyikan informasi dan identitas diri mereka, karena khawatir terhadap keselamatan keluarga mereka yang masih terjebak di Suriah.
Sejak revolusi Suriah meletus satu tahun silam, Bashar dan tentaranya yang menganut sekte Nushairiyah melakukan teror dan penculikan terhadap keluarga anggota militer ataupun sipil yang menentang kekuasaannya. Tidak perduli korbannya adalah wanita, anak-anak ataupun jompo.*/his,hb,alms,almk