Hidayatullah.com–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bukittinggi sangat resah dengan marakya pelajar di Bukittinggi yang keluyuran di terminal, pasar, dan sejumlah tempat wisata pada jam pelajaran. MUI meminta perhatian khusus Pemko, utamanya Sat Pol PP, menertibkan keadaan tersebut.
“Kita berharap petugas Satpol PP kembali turun melakukan razia terhadap pelajar yang keluyuran pada jam pelajaran, di kota yang telah meraih prestasi terbaik dalam pendidikan ini,” ucap anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bukiktinggi, M Jamil kepada Posmetro (Grup Padang Today) beberapa waktu lalu.
Menurut M. Jamil, di samping berkeluyuran di waktu jam pelajaran sekolah, para pelajar tersebut terlihat melakukan aktivitas yang sudah mengarah kepada hal negatif, seperti main domino, merokok, dan berkata-kata kotor.
“Ini kondisi pelajar kita di Bukittinggi, apakah pihak sekolah tidak pernah memperhatikan siswanya yang keluyuran pada jam belajar, padahal kantin dan warung tempat mereka mangkal kadang dekat dengan sekolah mereka,” ucapnya
Ditambahkanya, razia pelajar ini tidak usah difokuskan ke pasar, karena mereka lebih banyak di warung, di antaranya sekitar Jirek, Simpang Tarok, dan Pasar Bawah.
“Masya Allah, suatu ketika saya mampir ke sebuah warung di kawasan Jirek Selasa lalu, di belakang kantor Pusyandu Agam, sungguh banyak siswa yang keluar pada jam belajar, dan bahasa mereka sudah tidak terkontrol lagi, meskipun mereka berbicara sesama mereka,” katanya.
Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, tentu saja akan membuat citra buruk terhadap dunia pendidikan di Bukittinggi, dan prestasi yang telah diukir selama ini tidak ada jaminan untuk bisa dipertahankan.
Hasil pantauan Posmetro (Grup Padang Today) di Kota Bukittinggi, memang setiap sudut tempat keramaian atau tempat umum, hampir tidak luput dari kehadiran anak-anak remaja yang berseragam sekolah.
“Ini bukan lagi prestasi, meskipun katanya prestasi pendidikan di Bukiktinggi gemilang setiap tahun, toh kenyataannya?” ujar M Jamil. [ptd/hidayatullah.com]