Hidayatullah.com– Bankir di perbankan Islam, bank syariah, memerlukan kualifikasi khusus, yang memahami perbankan konvensional, sekaligus perbankan khusus syariah.
Direktur International Program for Islamic Economic and Finance (IPIEF) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Masyhudi Muqorobin, M.Ec., PhD menyatakan, pertumbuhan bank syariah terus naik, sementara bankir khusus bank Islam sangat minim. “Kebutuhan bankir Islam menjadi tantangan di tengah pertumbuhan bank syariah yang terus membaik,” ujar dia, Kamis (9/12).
Menurut dia, masalah kompetensi bankir syariah menjadi masalah yang sangat penting karena tuntutan pengetahuan sistem perbankan khusus yang merujuk pada nilai-nilai agama Islam. Karena itu, program kompetensi dalam kuliah perbankan syariah harus menjadi prioritas.
“Program kuliah perbankan syariah harus memadukan kebutuhan untuk mencetak sumber daya bankir Islam, sekaligus kompetensi bankir,” ujar dia saat peluncuran program IPIEF di Kampus Terpadu UMY Jl. Ring Road Barat Yogyakarta.
Pertumbuhan bank syariah nasional sampai 2010 mencapai 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah, 45 unit BPR Syariah, beroperasi di 103 kota di 33 provinsi. Pertumbuhan bank syariah yang cepat, bahkan melebihi pertumbuhan perbankan di Indonesia, terjadi di sejumlah negara lain.
Situasi tersebut menunjukkan respon masyarakat atas keberadaan perbankan syariah cukup signifikan lantaran krisis keuangan global membuat mereka mencari alternatif. “Ekonomi syariah yang berbasis bagi hasil atau bagi risiko terbukti mampu meningkatkan perkembangan perbankan syariah di negeri ini,” ujar dia.
Terkait program internasional ekonomi dan finansial Islam, menurut dia, konsekuensinya harus memenuhi kualifikasi khusus. Dari segi bahasa, mahasiswa harus menguasai dua bahasa, Arab dan Inggris, yang diselenggarakan secara khusus selama tiga semester. Kemudian, mahasiswa harus menimba pengalaman internasional selama kuliah. Sejauh ini program internasional bekerjasama dengan International Islamic University Malaysia dan Forum Riset Perbankan Syariah.
“Kelas internasional bermakna peningkatkan kompetensi mahasiswa dengan atmosfer dan desain kurikulum internasional, di mana aktivitas akademis dilakukan secara internasional seperti pengiriman dosen dan mahasiswa ke forum internasional, termasuk student exchange,” kata dia.
Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Mulya E. Siregar Ph.D menyatakan, volume aset perbankan syariah nasional dapat tumbuh 44,0 persen per September 2010. Kenaikan volume aset tahun sebelumnya hanya mencapai 26,5 persen.
“Dari 11 bank syariah pada akhir tahun ini, kualitas perbankan syariah terus membaik dilihat dari rasio pembiayaan bermasalah, tetap terjaga pada kisaran 1,64 persen (NP Nett), rasio penyaluran pembiayaan dibandingkan DPK mencapai 95,4 persen,” kata dia saat acara Forum Riset Perbankan Syariah 2010 di UMY.
Menurut dia, prospek pertumbuhan bank syariah juga melaju signifikan. Apabila tahun 2009-2010 pertumbuhan volume usaha perbankan syariah berkisar 35 persen, target pertumbuhan meningkat 10 persen lagi atau kisaran 35-45 persen pada 2011.
Perpaduan enam bank syariah lama dan lima bank syariah yang operasi pada akhir 2010 ini, mulai memahami keinginan pasar, sehingga strategi ekspansinya menjadi pertaruhan positif. [PR/hidayatullah.com]