Hidayatullah.com- – Jelang perayaan Valentine’s Day, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Muslimah KAMMI) Kota Bandung menggelar aksi Hari Menutup Aurat Internasional. Aksi yang berlangsung di depan pintu masuk Kantor Gubernur Jabar (Gedung Sate) Jalan Diponegoro Kota Bandung, Senin (13/2/2012) kemarin diikuti oleh seratusan aktivis Muslimah KAMMI.
Aksi digelar menjelang jam pulang kantor sehingga banyak mendapat perhatian dari pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.
Menurut koordinator aksi, Sisca Lis Sulistyani, aksi digelar sebagai bentuk penolakan dengan tegas atas tradisi Valentine’s Day yang kini merebak dengan difasilitasi media. KAMMI menilai, perayaan itu sebagai tradisi yang tidak dikenal dalam adat ketimuran khususnya Indonesia yang disinyalir dalam sejarah merupakan ritual pemujaan setan.
“Ada beberapa acara yang sering digelar di berbagai tempat rahasia, belakangan ini pesta perayaan Valentine’s Day dirayakan dengan perbuatan-perbuatan yang amoral dan jauh dari tema itu sendiri,”ujarnya kepada hidayatullah.com.
Sisca menambahkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar selayaknya mengaplikasikan ajaran Islam termasuk dalam hal berpakain dan tidak bertentangan dengan adat ketimuran sendiri.Terlebih,sambungnya,seorang muslimah menutup aurat sudah merupakan kewajiban yang tidak hanya akan menyelamatkan dirinya namun juga lingkungan dan negaranya,karena wanita adalah tiang negara.
Di ujung aksi, Muslimah KAMMI Daerah Bandung, menutut dan menyatakan sikapnya bahwa :
1. Menolak dengan tegas perayaan Valentine’s Day sebagai tradisi yang tidak dikenal dalam adat ketimuran khususnya Indonesia yang disinyalir dalam sejarah merupakan ritual pemujaan setan.
2. Mengecam kepada seluruh pihak yang berkepentingan dalam perayaan Valentine’s Day, dan mengabaikan adat istiadat ketimuran dan agama.
3. Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk membiasakan menggunakan pakaian sopan (menutup aurat) dan menjauhi pergaulan bebas (free sex) sebagai salah satu cara membentuk karakter bangsa yang beradab dan bermartabat.
4. Mengajak kepada seluruh elemem masyarakat menolak segala perayaan Valentine’s Day dan menggantinya dengan Hari Menutup Aurat International sebagai gerakan awal dalam membenahi masalah moral negri ini.
Aksi yang diiringi hujan gerimis tersebut tidak menyurutkan semangat mereka.
Menjelang azdan maghrib peserta aksi yang didominasi kaum muslimah tersebut akhirnya membubarkan diri sambil membagikan selebaran yang berisi ajakan penolakan perayaan Valentine’s Day kepada para pengguna jalan.*