Hidayatullah.com–Setelah berupaya untuk memenangkan pencalonan Dr. Nurhayati Assegaf, Delegasi DPR RI yang dihadiri Surahman Hidayat, Nurhayati Ali Assegaf, Hidayat Nurwahid dan Hendrawan Supratikno, dalam Pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-131 di Jenewa juga mengupayakan keanggotaan Parlemen Indonesia dalam beberapa Standing Committee IPU.
Dukungan dimintakan dalam berbagai pertemuan kelompok regional, antara lain Kelompok ASEAN + 3 (Korea, Jepang, China), Kelompok Asia dan Pasifik serta negara-negara Islam (PIUC), Ahad (12/10/2014).
Selain itu juga merupakan kesempatan besar bagi Parlemen Indonesia untuk ikut serta menyuarakan kepentingan bangsa serta berkontribusi dalam hasil-hasil pertemuan terkait berbagai isu- isu global.
Delegasi Parlemen Indonesia juga berkontribusi aktif dalam diskusi pada Meeting of Women Parliamentariansyang dihadiri Nurhayati Ali Assegaf, Okky Asokawati, Evita Nursanty , Chusnunia Chalim dan Vanda Sarundajang yang berkaitan dengan isu Kuota Keterwakilan Perempuan dalam politik.
Disamping itu juga delegasi parlemen menyampaikan bahwa UU Pemilu di Indonesia menetapkan bahwa masing-masing partai politik dialokasikan minimum 30% pencalonan perempuan dalam daftar calon tetap di setiap dapil DPR/DPD.
Pada keanggotaan DPR periode 2014-2019 ini mengalami penurunan, perempuan meraih sekitar 17,3 persen dari 560 kursi parlemen yang tersedia, dibandingkan dengan 18 persen atau 103 orang pada periode 2009-2014.
Penurunan ini menunjukkan perlu adanya pendekatan baru dalam kehidupan politik di Indonesia agar kembali mendorong partisipasi yang besar dari kalangan perempuan.
Kendati hambatan dan tantangan bagi keterpilihan perempuan dalam parlemen tidak secara otomatis teratasi dengan dikeluarkannya peraturan teknis yang secara formal ditujukan untuk mengawal proses pencalonan perempuan.
Arsi Dwinugra Firdaus, Sekretaris Perwakilan Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional seusai mendampingi Delegasi Parlemen RI, mengatakan bahwa duduknya anggota parlemen Indonesia dalam berbagai standing committee sangat penting untuk mengangkat profil parlemen Indonesia. Demikian dikutip Jurnal Parlemen.*