Hidayatuallah.com–Aksi unjuk rasa ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Ormas Islam menolak perubuhan masjid di Medan berakhir ricuh dan sejumlah pengunjuk rasa dikabarkan terluka, Jumat.
“Memang ada yang terluka termasuk dua orang yang dilaporkan kakinya terbakar saat aksi bakar ban, namun berapa jumlah pastinya masih simpang siur dan kami masih terus mendata,” kata Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan, Drs Anwar Bakti.
Dalam aksi yang digelar di depan halaman kantor Wali Kota Medan dan berlanjut ke depan Hotel Emerald Garden di Jalan KL Yos Sudarso itu, seorang pengunjukrasa juga ditangkap petugas. ” Kami belum tahu siapa, tapi ada anggota yang mendampingi di kantor polisi, ” kata Anwar dikutip Antara, Sabtu (03/03/2012).
Kericuhan bermula dari massa Aliansi Ormas Islam yang berupaya membakar ban bekas di jalan depan Hotel Emerald Garden yang juga berhadapan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum milik Pertamina. Upaya itu coba dihalang-halangi pihak kepolisian yang telah bersiaga di lokasi.
Akibatnya terjadi aksi saling dorong antara massa pengunjuk rasa dan petugas kepolisian yang berupaya mencegah pengunjuk rasa melakukan aksi bakar ban. Aksi saling dorong antara petugas dan pengunjuk rasa juga diwarnai aksi saling lempar yang membuat sejumlah orang dari kedua pihak terluka.
Menurut Afrian Effendi dari Liga Muslim, akibat kejadian ini 7 wakil ormas Islam mengalami luka. 3 di antaranya mengalami luka bakar serius.
“Dari tiga orang itu, 75% mengalami luka bakar di tubuh,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Sabtu (03/03/2012).
Afrian meyakini, kasus rusuh ini terjadi karena ada provokator yang terlihat menyusup di kerumunan ormas Islam. Menurut pantauannya, saat kejadian, ada seorang “penyusup” sempat melemparkan bensin ke tengah kerumunan.
Menurutnya, unjuk rasa Aliansi Ormas Islam ini awalnya hanya bertujuan untuk menagih hasil kesepakatan dalam pertemuan dengan Plt Gubernur Sumut dan Wali Kota Medan yang berjanji akan memfasilitasi pembangunan kembali masjid yang dirobohkan pengembang. Salah satu rekomendasi pertemuan 16 Februari lalu dan turut dihadiri Aliansi 38 0rmas Islam tersebut adalah pembangunan kembali masjid Al Ikhlas Jalan Timor yang sampai Maret ternyata tidak ada tanda-tanda akan dibangun.
Selain itu, unjuk rasa justru dilakukan untuk mendukung Walikota agar punya keberanian membangun masjid agar tidak takut terhadap tekanan. Anehnya, dukungan ormas Islam justru dihadapi aparat.
“Aneh sekali, kedatangan kita justru ingin mendukung pihak Pemkot, kok tiba-tiba di lapangan dihadari 300 lebih aparat,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Sabtu (03/03/2012) pagi.
Seperti diketahui, tuntutan ormas Islam atas kasus Masjid Al-Ikhlas telah berlangsung lama, tapi sampai kini penyelesaian kasusnya tak kunjung jelas.*