Hidayatullah.com–Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) mengungkap rencana kunjungan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Indonesia. Baik Malaysia dan Indonesia sudah menyatakan keinginan untuk menjaga hubungan baik setelah Anwar jadi perdana menteri.
“Ada rencana kunjungan perdana menteri baru (Malaysia) ke Indonesia dan waktunya masih dipastikan,” kata Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah, dilansir oleh Tempo, Senin, (28/12/2022).
Presiden RI Joko Widodo sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Anwar Ibrahim, untuk memberikan selamat tak lama setelah dia terpilih sebagai perdana menteri, Kamis, 24 November 2022. Menurut Jokowi, Anwar Ibrahim adalah sosok yang dikenal luas dan dihormati oleh rakyat Indonesia.
Jokowi meyakini bahwa di bawah kepemimpinan PM Anwar Ibrahim, hubungan baik Indonesia-Malaysia akan makin maju. “Saya berharap kita dapat berjumpa segera untuk membahas upaya memperkokoh hubungan bilateral kita, baik ekonomi, masalah perbatasan, mengenai perlindungan warga negara kita,” kata Jokowi.
Dalam percakapannya dengan Jokowi, Anwar Ibrahim pun berharap hubungan perdagangan, investasi, budaya, dan persahabatan Indonesia-Malaysia dapat terus ditingkatkan.
Total perdagangan antara Indonesia-Malaysia meningkat 45 persen pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Kuartal kedua pada 2022 menunjukkan kenaikan perdagangan sebanyak 35 persen dibanding 2021. Malaysia merupakan mitra perdagangan terbesar kedua Indonesia dan investor terbesar ke-8 pada 2021.
Dua negara beberapa waktu lalu juga menyetujui peningkatan kerja sama di bidang pendidikan, kepabeanan. Selain itu, ada pula kerja sama penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia melalui penandatanganan Memorandum of Understanding. MoU ini diharapkan dapat menjadi batu pijakan bagi kedua negara untuk melanjutkan penguatan kerja sama di bidang tersebut.
PM Anwar pada Senin, 28 November 2022, menerima Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah di kantornya dalam pertemuan tingkat tinggi pertamanya sebagai kepala pemerintahan Malaysia. Keduanya juga membahas potensi peningkatan kerja sama.*