Hidayatullah.com—Sementara pihak Mesir menyambut baik kabar tentang kesepakatan pembangunan jalan penghubung langsung antara wilayah Arab Saudi dengan negaranya, Kementerian Transportasi Saudi justru membantah adanya kesepakatan tersebut. Tulis harian setempat Al-Watan, dikutip Arab News, Jumat (02/03/2012).
Koran itu hari Kamis mengutip pernyataan seorang pejabat kementerianyang mengatakan bahwa kedua Negara telah memperbaharui kesepakatan pembangunan jalan penghubung sepanjang 50km melewati Laut Merah yang akan dinamai dengan “King Abdullah bin Abdul Aziz Causeway”.
“Tidak ada kesepakatan semacam itu yang berlaku antara kementerian dengan pihak lain terkait proyek tersebut,” kata Kementerian Transportasi dalam sebuah pernyataannya, kutip Arab News.
Proyek semacam itu tidak pernah didiskusikan dalam pertemuan yang melibatkan kementerian dengan pihak Mesir. “Tidak ada pejabat dari kementerian yang pernah memberikan pernyataan apapun tentang masalah ini,” imbuh pernyataan itu.
Sementara itu di Mesir, pimpinan departemen perdagangan luar negeri di Kementerian Perdagangan Hussain Omran mengatakan, jalan penghubung semacam itu akan meningkatkan perdagangan kedua negara. Volume perdaganan yang sekarang bernilai USD4,2 milyar pertahun dapat ditingkatkan 300% menjadi USD13 milyar dalam waktu dua tahun.
Disamping itu, kata Omran, jembatan penghubung tersebut akan mendukung pergerakan orang dan barang antara kedua negara, dengan menghemat banyak waktu dan tenaga.
Menurut kabar sebelumnya, jalan penghubung tersebut nantinya akan memangkas waktu tempuh Arab Saudi-Mesir menjadi 20 menit saja. Jalan tersebut menghubungkan kota Tabuk di sebelah utara perbatasan Saudi dengan pelabuhan-pelabuhan Mesir di Laut Merah.*
Keterangan foto: King Fahd Causeway yang menghubungkan antara Saudi dengan Bahrain.