Hidayatullah.com–Pengacara keluarga tokoh al Ikhwan al Muslimun (Ikhwan) Dr Muhammad Badi, Hasan Karim, menyampaikan kecamannya di Uzbakiyyah, Kairo, terhadap Menteri Pertahanan Mesir, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi atas pembunuhan putra Badi, Muhammad Ammar Badi.
Sebelum Ammar Badi, beberapa keluarga tokoh Ikhwan lainnya. Di antaranya adalah Asma, putri Muhammad Baltaji, Habibah putri Abdul Aziz Mustasyar dan putra Khalid Daib, begitupula anak-anak dari Dr. Shalah Sulthan.
Selain menjadi korban tewas, televisi-televisi Mesir hari Sabtu kemarin telah menegaskan bahwa putra dari Pimpinan Jamaah Hasan Malik juga ikut dipenjara.
Yang cukup mengejutkan, pembunuhan ini juga mendapat dukungan TV Mesir seperti; Al Misru Al Youm yang ikut menyebut Ikhwanul sebagai “teroris”. Judul-judul di surat kabar juga memberikan “cap teroris” disematkan kepada Ikhwanul Muslimin sebagai alasan aparat atas pembantaian ini .
Jubir Menteri Luar Negeri, seperti disiarkan ulang oleh TV Aljazeera (17/08/2013) mengatakan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah Mesir adalah melawan “teroris”.
Alasan pemerintah atas dilakukan karena kelompok Ikhwan melakukan penembakan terhadap aparat dan melakukan pembakaran geraja-gereja termasuk fasilitas umum lainnya.
Namun perwakilan Ikhwanul Muslimin saat diawawancarai via telepon oleh TV Aljazeera (17/08/2013), mengatakan pihaknya tidak pernah melakukan pembakaran terhadap gereja.
Aparat keamanan dan militer menerobos masuk ke dalam Masjid Fatah di Ramsis pada hari Sabtu (17/08) kemarin, setelah terlebih dahulu mengepungnya selama 20 jam.
Terjadi juga bentrokan para demonstran denga Baltojiyyah (Preman-preman). Saat Jama’ah keluar dari masjid, tembakan-tembakan dilancarkan melukai para demonstran, dan banyak dari mereka yang ditahan.
Meski telah mendapat kecaman dunia, Jenderal Al Sisi (18/08/2013) justru mengumumkan bahwa militer dan aparat akan bersatu padu menghadapi yang mereka sebut dengan ‘usaha penghancuran negeri’, dan militer dan aparat jugalah yang akan melindungi keinginan rakyat.
Ia juga mengajak Ikhwanul Muslimin untuk mengoreksi mauqif (sikap mereka) dengan mengatakan bahwa Mesir merangkul semua kekuatan politik tanpa terkecuali seperti tertuang dalam “Peta Masa Depan” yang mereka umumkan pada awal bulan lalu.
Hingga saat ini para pembawa senjata yang menembaki aparat hingga menyudutkan kelompok Ikhwan dan membakar gereka hingga saat ini belum terungkap.*/Rizki Utama (Mesir)