Hidayatullah.com–Ribuan orang sipil yang bekerja di wilayah perang Iraq dan Afganistan menghadapi bahaya dan menderita luka yang sama seperti tentara AS di medan tempur. Hampir 1.600 pekerja sipil Amerika maupun asing lainnya, telah tewas di Irak dan Afganistan. Sementara ribuan orang lainnya menderita luka-luka, termasuk cacat permanen.
Dalam perang Iraq dan Afganistan, ketergantungan militer AS pada pekerja kontrak jauh lebih besar daripada dalam peperangan sebelumnya. Para pekerja kontrak itu diperlukan untuk memasak makanan bagi para prajurit, mencuci pakaian, mengirim logistik dan melindungi para diplomat, serta masih banyak tugas lainnya.
Kebanyakan dari pekerja kontrak yang dibayar AS adalah laki-laki berusia paruh baya. Banyak di antaranya merupakan veteran perang, yang tertarik bekerja di wilayah perang karena tergiur uang. Sebagian besar berasal dari wilayah pedesaan di selatan AS. Demikian data yang didapat berdasarkan wawancara dan catatan-catatan umum.
Banyak warga sipil yang kembali pulang ke rumah sebagai veteran perang dalam keadaan tanpa nyawa. Ada juga yang kembali dalam keadaan cacat seumur hidup, tapi tidak mendapatkan dukungan apa-apa, termasuk bisa kembali bersama pasukan.
“Mereka itu seperti veteran perang Vietnam generasi sekarang,” kata Lee Frederiksen, seorang psikolog yang bekerja untuk Mission Critical Psychological Services, sebuah firma yang berbasis di Chicago yang memberikan jasa konsultasi kepada para pekerja di wilayah perang.
“Dukungan normal yang akan Anda dapat jika Anda terluka dalam tugas, sebagaimana polisi yang sedang berdinas, atau jika Anda terluka dalam tugas militer… tidak ada sama sekali,” kata Frederiksen, sebagaimana dikutip Los Angeles Times (6/10).
“Mereka adalah orang-orang yang memberikan nyawanya untuk bangsa kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa pada masa sekarang ini,” kata Herbert J. Lanese, mantan Direktur DynCorp Internasional, salah satu perusahaan tenaga kerja yang merekrut warga sipil untuk dikirim ke Iraq dan Afganistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain itu, menurut catatan resmi, lebih dari 5.200 orang yang bekerja untuk pemerintah AS telah tewas dan 35.000 orang terluka selama peperangan di kedua negara tersebut.
Banyak warga sipil Iraq dan Afganistan, berikut anggota polisinya, juga tewas sejak Amerika menginvasi Irak di tahun 2003 dan Afganistan di tahun 2001.
Opinion Reseach Business yang berbasis di London dan rekan penelitinya di Iraq, Independent Institute for Administration and Civil Society Studies, pernah mengeluarkan laporan bahwa lebih dari 1 juta orang Iraq telah tewas sejak invasi AS tahun 2003. [di/pt/hidayatullah.com]