Hidayatullah.com – Menyusul penerbitan buku ”5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia” oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Wilayah Riau Ustad Muhammadun MSi menyatakan semestinya ada lembaga yang menggugat Gramedia.
”Gramedia tidak cukup minta maaf. Ada unsur penistaan agama (di dalam buku tersebut, red). Harusnya ada lembaga legal standing yang menggugat Gramedia,” ujar Muhammadun kepada hidayatullah.com, Sabtu (09/06/2012). Seperti diberitakan sebelumnya, buku karya Douglas Wilson itu dinilai telah menghina
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Menurut Muhammadun, terbitnya buku tersebut menunjukkan ketidakilmiahan Gramedia, sebab buku yang diterjemahkan dari “5 Cities that Ruled the World”
itu berisi fitnah.
Menanggapi pernyataan Direktur Utama Gramedia Pustaka Utama Wandi S Brata yang mengemukakan tidak ada unsur kesengajaan dalam penerbitan itu, Muhammadun tidak dapat menerima alasan tersebut. Menurutnya, proses penerbitan sebuah buku memerlukan proses panjang. ”Tidak mungkin Gramedia tidak sengaja,” tegasnya.
Muhammadun menganalisa penerbitan buku itu memiliki kaitan dengan upaya stigmasisasi negatif terhadap ummat Islam. Apalagi, baru-baru ini muncul tuduhan
bahwa umat Islam Indonesia tidak toleran.
”Kasus Gramedia ini menunjukkan bahwa intoleransi itu justru datang kalangan minoritas di Indonesia,” ungkapnya.
Ia memberi contoh lain, seperti terungkap di media di Riau belum lama ini, ada pengusaha dari kalangan minoritas yang melarang karyawan muslim shalat
lima waktu dan menggunakan kerudung. ”Ini bukti intoleransi itu dilakukan oleh kalangan minoritas,” tegasnya sekali lagi.*/Idris