Hidayatullah.com–Mendekati puncak ibadah haji, Kementerian Agama (Kemenag) sudah mengantisipasi serbuan jamaah haji Indonesia nonkuota. Belajar dari pengalaman selama ini, mereka kerap berulah dengan nekat menyerobot tenda untuk jamaah haji resmi.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu menuturkan, Sabtu (13/10/2012), sampai saat ini pihaknya masih belum menerima laporan adanya gangguan jamaah haji nonkuota. “Tapi, karena setiap tahun selalu ada (jamaah haji nonkuota, red), kami sudah melakukan antisipasi,” katanya.
Kemenag memperkirakan, masa rawan serbuan jamaah haji nonkuota ini ketika para jamaah sudah memasuki tenda di Arafah untuk bersiap melaksanakan wukuf. Tidak jarang terjadi sedikit pertikaian antara jamaah haji resmi dengan yang nonkuota. Untuk musim haji 2012 ini, wukuf dilaksanakan pada Kamis, 25 Oktober.
Anggito mengatakan, antisipasi yang dia jalankan berbekal data pokok jumlah jamaah haji Indonesia resmi. “Data pokok ini di antaranya adalah, berapa jumlah jamaah kita yang mendapatkan visa langsung dari KBSA (Kedutaan Besar Saudi Arabia, red),” ujarnya, dimuat laman Kaltim Post.
Mantan kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan itu menjelaskan, seluruh petugas haji yang bertugas di kawasan Arafah dan sekitarnya akan dilibatkan untuk menghalau jamaah haji nonkuota agar mereka tidak sampai masuk tenda jamaah haji resmi.
“Inti dari upaya ini, memberikan hak kepada jamaah haji resmi untuk bisa menempati tendanya. Jangan sampai diserobot oleh jamaah haji nonkuota,” tandasnya.
Terkait keberadaan jamaah haji nonkuota, Anggito mengatakan, sulit mendeteksi kenapa sampai bisa terbang dari Indonesia ke Arab Saudi tanpa melewati Kemenag. Dia juga mengakui tak mengetahui apakah keberangkatan mereka melibatkan pegawai Kemenag atau tidak. Namun, dia berjanji akan menindak tegas pegawai Kemenag yang menjadi calo atau makelar haji nonkuota.
Pada musim haji 2011 lalu, jamaah haji nonkuota mulai menyerbu tenda jamaah haji resmi sekitar sepekan sebelum pelaksanaan wukuf. Tidak tanggung-tanggung, jumlah mereka mencapai dua ribu orang lebih.
Selain kerap mengganggu di tenda, keberadaan jamaah haji nonkuota ini sering merepotkan petugas haji ketika mereka terlantar di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Begitu juga ketika tersesat di Masjidil Haram.
Diperkirakan jamaah haji nonkuota ini muncul karena longgarnya imigrasi Indonesia dan terbukanya akses memperoleh visa haji di Kedutaan Besar Saudi Arabia tanpa melalui Kemenag. Selain itu, juga dampak dari panjangnya antrean jamaah haji reguler yang saat ini mencapai rata-rata 15 tahun lebih.*