Hidayatullah.com–CEO Volkswagen Martin Winterkorn menghadapi badai kecaman setelah meminta maaf terkait kecurangan pembuat kendaraan bermotor asal Jerman itu dalam uji emisi mobil bermesin diesel yang diproduksinya, lapor Euronews Selasa (22/9/2015).
Dewan pengawas VW diperkirakan akan menggelar rapat pada hari Rabu (23/9/2015) guna mendiskusikan kecurangan dalam uji emisi yang dilakukan VW dan perangkat lunak (software) yang digunakannya untuk mengakali hasil tes tersebut. Skandal itu dapat mempengaruhi sekitar 11 juta kendaraan buatan VW.
Dalam pengakuan kecurangan yang dilakukan perusahaannya, bos VW itu meminta maaf kepada para klien dan karyawannya. Dia tidak menyebutkan soal rencana pengunduran diri, namun media-media Jerman memperkirakan Winterkorn tidak lama akan meletakkan jabatannya.
“… Manipulasi di Volkswagen harus tidak boleh terjadi lagi. Bapak dan ibu sekalian, jutaan orang di seluruh dunia mempercayai merek kami, mobil-mobil dan teknologi kami. Saya tidak akan pernah berhenti menyesali karena kami telah mengkhianati kepercayaan itu,” kata Winterkorn.
Menanggapi pengakuan dan permintaan maaf VW atas manipulasi uji emisi yang dilakukannya, Menteri Transportasi Jerman Alexander Dobrindt berkata, “Volkswagen telah memberikan jaminan bahwa mereka akan bekerjasama penuh dalam semua tindakan yang akan diambil. Pada saat yang sama, kami telah membentuk sebuah komisi yang akan menyelidiki apakah kendaraan-kendaraan terkait dibuat dan diperiksa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Jerman dan Eropa.”
Amerika Serikat, Korea Selatan, Italia dan Jerman adalah negara-negara yang telah mulai melakukan penyelidikan atas kecurangan yang dilakukan VW. Perusahaan otomotif itu terancam menghadapi denda milyaran dolar di Amerika Serikat, dengan klaim pihak regulator bahwa mereka selama setahun dibohongi.
Dengan software yang dipergunakannya VW mengakali hasil uji emisi agar sesuai atau tidak melanggar ketentuan yang berlaku, padahal pada kenyataannya kendaraannya mengeluarkan polutan melebihi batas yang diperbolehkan.
Dalam websitenya, perusahaan Jerman itu mengatakan “sedang bekerja dalam kecepatan penuh untuk mengatasi ketidakberesannya.”*