Hidayatullah.com — Pada tahun 2018 Zainab Chaaban ditangkap dan dimasukkan ke Pusat Penahanan Detroit. Seperti semua tahanan, setiap orang harus difoto untuk dimasukkan ke dalam catatan. Sesuai kebijakan, mereka memintanya melepas jilbabnya lapor Fox2Detroit pada Rabu (07/10/2020).
“Ini seperti meminta seseorang untuk benar-benar (tidak berpakaian) dan telanjang kemudian diambil fotonya,” kata Amy Doukoure. “Klien kami dengan tegas memprotes selama beberapa jam bahwa dia tidak akan melepas jilbabnya dan dia diancam dengan prosedur disiplin.”
Pengacara Chaaban, Amy Doukoure, dengan Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), mengatakan dia akhirnya melepas jilbabnya di depan laki-laki yang bukan keluarganya, sesuatu yang dilarang oleh Islam. “Dia diekspos tanpa jlbab, dengan dua laki-laki yang melihatnya, dan kemudian dia dipaksa untuk membawa foto itu digelangnya di sekitar fasilitas,” kata Doukoure.
Chaaban mengajukan gugatan terhadap Departemen Koreksi Michigan (MDOC) dan kota Detroit. Departemen beralasan bahwa kebijakan mereka telah menetapkan bahwa setiap penutup kepala harus dibuka untuk pengambilan foto.
Chaaban kemudian dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan terkait rumah tangga yang diajukan kepadanya, namun fotonya tanpa jilbab tetap ada dalam catatan publik. Dengan mengangkat isu ini, mereka berharap lembaga keamanan dapat membuat kebijakan tentang cara menangani situasi semacam ini.
“Kami ingin memastikan tidak hanya Muslimah yang dilindungi, namun semua perempuan yang memiliki keyakinan agama atau identitas agama dilindungi ketika mereka menghadapi penegakan hukum,” kata Doukoure.
Kepolisian dan kota Detroit menanggapi dengan pernyataan yang mengatakan mereka tidak bertanggung jawab untuk pengambilan foto tahanan untuk siapapun yang memasuki Pusat Penahanan Detroit – dan berusaha untuk menghentikan gugatan tersebut.*