Hidayatullah.com—Mantan Presiden Israel Shimon Peres dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sakit di bagian dada, hanya sepekan setelah mendapatkan serangan jantung ringan, kata juru bicaranya hari Sabtu malam (23/1/2016).
Bekas pemimpin Zionis berusia 92 tahun itu baru keluar dari rumah sakit Selasa pekan lalu, lapor Associated Press Ahad
Tim medis yang merawat Peres di rumahnya mendeteksi “detak jantung tidak beraturan” setelah melakukan tes EKG, kata Ayelet Frisch juru bicara Peres. “Oleh karena diagnosa itu, dokter-dokternya memutuskan presiden ke-9 itu bermalam di rumah sakit untuk diperiksa,” imbuhnya.
Peres mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1994 menyusul penandatanganan perjanjian Oslo dengan pihak Palestina setahun sebelumnya. Hadiah Nobel itu diterimanya bersama PM Yitzhak Rabin –yang kemudian tewas dibunuh– dan pemimpin Palestina Yassir Arafat.
Shimon Peres menuntaskan jabatan presiden selama 7 tahun pada 2014 dan tidak menghilang dari mata publik. Dia masih aktif melalui organisasi non-pemerintah yang didirikannya, Peres Center for Peace, yang mempromosikan koeksistensi antara orang Arab dan Yahudi, perdamaian dan pembangunan di Timur Tengah.
Peres pernah menduduki berbagai kursi jabatan di pemerintahan. Dia menjadi direktur jenderal di kementerian pertahanan pada usia 29 tahun dan mendorong program pengembangan senjata nuklir Israel. Dibina dan didukung oleh perdana menteri pertama Israel, Ben Gurion, Peres terpilih untuk pertama kalinya sebagai anggota parlemen pada 1959.
Sejak itu, Peres mendapatkan beragam posisi penting di kabinet termasuk menteri pertahanan, keuangan dan luar negeri. Meskipun singkat, Shimon Peres pernah menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 1977, 1984 dan 1995.*