Hidayatullah.com–Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam di sebuah kantor Arab-American News, surat kabar nasional berbahasa Arab-Inggris terpopuler dan tertua, dan para karyawan sedang sibuk menyelesaikan edisi minggu ini sebelum batas akhir penyetakan.
“Ini adalah waktu kita berkumpul dan (memutuskan) dimana itu diletakkan, apa yang harus dijadikan contoh, dan apa yang dijadikan cover depan,” wartawan kelahiran Lebanon-Amerika Ali Harb mengatakan pada Middle East Eye (MEE), Kamis, (28/01/2016).
“Biasanya ada banyak teriakan, banyak perselisihan antar bagian di kantor ini.”
Didirikan untuk melayani komunitas Arab-Amerika Michigan – komunitas Arab terbesar di AS – surat kabar tersebut telah mencetak koran mingguan dalam dua bahasa lebih dari 30 tahun.
Malam ini, para wartawan masih melakukan sentuhan akhir berita “on this week”, banyak dari mereka berfokus pada krisis air di sekitar Flint.
Desainer grafis bekerja keras mengedit foto dari Gubernur Michigan Rick Snyder pada sebuah gambar sungai Flint yang diambil oleh salah satu jurnalis pada hari yang sama.
“Letakkan dia di kanan tengah sungai itu,” pendiri Arab-American Osama Siblani berkata pada disainer muda.
Segera, para wartawan, editor, dan disainer berkumpul di sekitar komputer untuk melihat rancangan surat kabar minggu ini. Sembari berteriak dalam bahasa Arab dan Inggris, mereka memperdebatkan kata-kata untuk headline dan penempatan tiap berita.
Kamis merupakan hari kerja penuh bagi jurnalis Arab-American, seringkali sebagian besar dari mereka berada di lapangan selama setengah hari sebelum kembali ke kantor mereka di Dearborn, dimana mereka menetap di sana hingga Jumat pagi.
Biasanya aku akan mengatakan (kami pulang) 2:30am, tetapi ada hari-hari kami keluar dari sini jam 6-6:30,” kata Harb, “Kami sudah kebal terhadap stres.”
Penulis bahasa Inggris Samer Hijazi mengatakan dia sebisa mungkin berfokus pada berita positif tentang orang Arab dan Muslim. Minggu ini, tugasnya seputar kelompok aktivis Muslim Amerika yang mengirim botol dan penyaring air ke kota untuk didistribusikan pada penduduk di peringahatan Hari Martin Luther King, Jr.
“Di media biasa, kamu hanya mendengar tentang masyarakat kami ketika muncul berita negatif, seperti teroris dan Islamophobia,” kata Hijazi pada Middle East Eye. “Aku kira masyarakat kita berpandangan sangat salah.”
“Tugas kami yang seharusnya untuk memberi gambaran bahwa masyarakat Arab-Amerika sama seperti masyarakat lainnya,” kata Hijazi.
‘Histeria terhadap Arab dan Muslim’
Sejak didirikan pada tahun 1984 misi utama surat kabar tersebut ialah untuk menghilangkan citra buruk tentang Arab-Amerika.
“Beberapa dari isu utama yang kita hadapi hari ini telah kita hadapi sebelumnya, gambaran menyimpang Hollywood, kamu tahu, pada Arab,” kata Siblani, yang bekerja sebagai penerbit di Arab American News.
Pada bulan-bulan lalu sentimen negatif publik tentang Arab-Amerika mencapai puncaknya, kandidat presiden dari Republik menggembor-gemborkan “teror radikal Islam” sebagai ancaman utama keamanan nasional AS. Sedangkan beberapa kandidat meminta ditangguhkannya penerimaan pengungsi Suriah oleh negara itu di tengah-tengah krisis pengungsi terparah sejak Perang Dunia II. Dilanjutkan dengan penembakan San Bernardino pada Desember dan desakan Donald Trump untuk melarang semua Muslim memasuki AS.
“Sejak 11 September 2001, kami telah melihat peningkatan kekerasan dan diskriminasi terhadap warga Arab. Jadi sekarang itu mencapai puncaknya, Aku pikir, pada leve dimana Donald Trump mewakili histeria terhadap orang Arab dan Muslim,” Siblani berkata pada MEE.
“Itu membuat misi kami lebih penting, dan kami harus melipatgandakan upaya kami, …Setiap hari kami keluar, mencoba untuk membuat perbedaan dan mencoba meyakinkan warga Amerika dan Dunia bahwa kami merupakan komunitas yang pantas dihargai dan termasuk dalam keragaman negara besar ini,” dia menambahkan.
Berdasarkan laporan Siblani, 65 persen dari pembaca mereka adalah warga Arab, sedang 35 persennya bukan – surat kabar itu tidak hanya bertujuan untuk melayani warga Arab-Amerika tetapi juga menggambarkan masyarakat Arab pada orang luar yang mempunyai pandangan miring disebabkan media barat lain.
Selain bekerja di surat kabar tersebut, Siblani juga dipandang sebagai pemimpin komunitas Arab, dan seringkali dipanggil untuk menjadi pengamat sudut pandang Arab-Amerika di Fox, CNN, MSNBC, dan media lain.
“Kita tidak bisa membiarkan Donald Trump atau siapapun dari kelompoknya menggambarkan kita dan memberi definisi tentang kita,” kata Siblani. “Kita yang harus memberi definisi tentang kita sendiri.”*/Nashirul Haq AR (BERSAMBUNG)