Beberapa waktu yang lalu Mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Mesir (MASISIR) bisa bertatap muka langsung bahkan dalam acara dialog umum bersama walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Empat hari kemudian (22/3) Masisir kembali dihidangkan acara sejenis, kali ini mengusung tema “Peran Strategis Umat Islam dalam Bidang Politik, Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Indonesia”.
Lima orang pembicara dalam acara tersebut adalah, Ketua Umum PP. Muhammadiyah, Dr.H.Haedar Nashir. M.SI, Ketua Umum PP Aisyah Dr.Hj.Siti Noordjannah.MM.M.SI, mantan rektor UMM Dr.Muhadjir Effendy, Rektor UMS Dr. Bambang Setiadji, dan Pimpinan PP Aisyah Siti Aisyah.
Acara yang merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Cabang Istimewa Muhammadiah (Muscab PCIM) Mesir 2016 itu mengambil tempat di Aula Limas, distrik Hay Ashir, Kairo. Selain Anggota PCIM Mesir, hadirin datang dari berbagai latar maupun Afiliasi seperti Wihdah, Nahdhotul Waton, PCNU, Persis bahkan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Dan sebelum dialog umum itu dimulai, Pak Haedar Nashir melantik dulu ketua PCIM Mesir terpilih untuk masa jabatan 2016-2018.
Acara yang dihadiri sekitar 200 mahasiwa dan perwakilan dari berbagai afiliatif tersebut dimulai pada pukul 15.00 CLT berjalan dengan meriah. Diselingi penampilan oleh para murid TK ABA Kairo dan penampilan Tapak Suci Kairo.
Pembicara pertama adalah Siti Nurdjannah, selaku ketua PP Aisyah sekaligus istri ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Siti Nurjanah dalam pembicaraannya lebih mengedepankan problem-problem umat dan kebangsaan. “Apa peran anda dalam menyelesaikan problem-problem khas Indonesia?” Pertanyaan pembuka yang beliau utarakan.
“Muhammadiyah, dari awal hingga kini terus berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Siti Nurjanah mengutip perkataan presiden Indonesia saat berbicara dalam mukhtamar Muhammadiyah tahun lalu, “berapa juta bayi-bayi yang lahir dari rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah”.
Kemudian riuh suara tepuk tangang menggelora saat pimpinan Muhammadiyah putri itu mengucapkan kata-kata terakhirnya sebelum duduk “Selamat bagi anda anak muda, masa depan milik anda”.
Setelahnya Ibu Siti Aisyah Menambahkan peran strategis wanita secara khusus dalam sejarah. Menurut beliau Al-Qur’an juga banyak menyebut wanita-wanita yang berpengaruh dan memiliki peran penting di jamannya, sebut saja Maryam, Ratu Bilqis, dll.
Pembicara ketiga dan keempat yaitu Muhadjir Effendy dan Bambang Setiadji, berbicara tentang politik maupun sejarah yang bersentuhan dengan Islam, baik dalam lingkup global maupun nasional, sementara Dr.Bambang Setiadji lebih kepada Ilmu Ekonomi Islam, yang merupakan bidang yang digelutinya.
Pembicara kelima dan paling dinanti adalah Dr. Haedar Nashir, selaku ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pria yang terpilih menjabat untuk periode 2015-2020 itu lebih menekankan pada persatuan dan kebersamaan umat Islam di Indonesia, baik itu dalam lingkup sosial, politik, maupun ekonomi.
“Saat pemilu 2014 jika partai-partai Islam bersatu, bisa mengusung presiden sendiri, bahkan Muhammadiyah sudah memediasi untuk itu tapi tidak berhasil,” ungkapnya dihadapan para mahasiswa yang hadir.
“Maka tugas anda belajar dan mengambil pelajaran, biarlah kami seperti ini, anda generasi yang dinanti harus mengganti disket dengan flash disk modern di kepala anda, maka kita bisa merebut masa depan.” Suara tepuk tangan dan dukungan pun kembali membahana di aula kekeluargaan Kemas (Sumatra Barat) itu.
“Seorang mahasiswa harus berpikir progresif, dinamis, dan memiliki pendirian, jangan menjadi orang yang irasional, gagap iptek dan kurang produktif,” tutup Haedar Nashir selaku key note speaker dalam acara dialog kali ini.
Sebelum acara berakhir, panitia mempersilahkan para perwakilan afiliasi untuk menyampaikan testimoninya.
” Yang penting bukan siapa kita, tapi apa yang kita buat untuk umat,” demikian perwakilan dari ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) mengutip perkataan pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. * Azrul Faisal/Ismail Al Faruqi