Hidayatullah.com—Ribuan warga Iraq melanggar larangan berunjuk rasa dan turun ke jalan-jalan di ibukota, Baghdad, untuk menyuarakan kembali protes mereka atas korupsi yang terjadi di negara itu, lansir Aljazeera.
Para demonstran di Lapangan Tahrir hari Jumat (15/7/2016) mengusung tulisan-tulisan mendukung reformasi dan menentang sektarian dan korupsi.
Unjuk rasa itu tetap digelar meskipun sebelumnya pada Kamis malam pihak berwenang memperingatkan bahwa protes yang diselenggarakan oleh tokoh Syiah Muqtada Al-Sadr itu tidak mendapatkan izin dan akan ditangani sebagai “ancaman teroris”.
Beberapa bulan terakhir Sadr berkali-kali mengerahkan ribuan pendukungnya turun ke jalan menggelar aksi protes terhadap pemerintah dengan melanggar Zona Hijau dan lokasi-lokasi diplomatik. Namun, walaupun mengeluarkan peringatan, pemerintah Baghdad yang dikuasai para politisi Syiah tidak pernah menindak pelanggaran tersebut.
Muqtada Al-Sadr adalah pemimpin militan dan tokoh spiritual Syiah Iraq yang menghadiri eksekusi mati Saddam Hussein tahun 2006, setelah dinyatakan bersalah dalam pembunuhan orang-orang Syiah di kota Dujail tahun 1982 sebagai balasan atas upaya kudeta atas dirinya. Saddam Hussein setelah ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat diserahkan kepada tokoh dan politisi Syiah Iraq. Dalam bocoran rekaman video pelaksanaan eksekusi mati di tempat rahasia itu, orang-orang di sekeliling Saddam berteriak-teriak mencaci-maki bekas presidennya itu dan memuji-muji Muqtada Al-Sadr.
Sebagian pihak menilai protes Muqatada Al-Sadr atas pemerintah Syiah Baghdad hanya upaya untuk mendulang simpati dari pendukungnya sendiri dan juga warga Muslim (Sunni), untuk menunjukkan seolah-olah dirinya pro-rakyat.*