Musik metal dan rock –khususnya di era 70-an– telah lama diasosiasikan dengan Satanisme. Tidak sedikit anggota band penganut Atheis, mereka gelisah mencari Tuhan, apa hubunganya dengan Puri Ariani di Konser AGT?
Hidayatullah.com | PENAMPILAN Putri Ariani dalam babak semifinal America’s Got Talent (AGT) 2023 di Pasadena, Los Angeles yang membawakan lagu “I Still Haven’t Found What I’m Looking For” dari Band U2 disambut positif.
Penampilan Putri mendapat standing ovation dari keempat juri; Simon Cowell, Sofia Vergara, Heidi Klum, dan Howie Mandel. Mereka juga ramai-ramai menuturkan komentar positif terhadap Putri.
Lagu “I Still Haven’t Found What I’m Looking For” adalah single dari album The Joshua Tree milik band U2 yang rilis pada 1987. Lagu ini pernah menjadi hit, menjadi singel nomor satu dan kedua berturut-turut di Billboard Hot 100 AS dan memuncak di nomor enam di Tangga Lagu Inggris.
Apa makna lagu yang dinyanyikan Putri Ariani di Konser semi final AGT, benarkah itu lagu biasa, apa pesan tersembunyinya?
Lagu “I Still Haven’t Found What I’m Looking For” terinspirasi dari ketertarikan grup U2 terhadap budaya musik Amerika Serikat yang menunjukkan adanya kecenderungan situasi logika sosial Atheisme, sementara batin mereka merindukan Tuhan, pengaruh musik Gospel dan liriknya menggambarkan kerinduan spiritual pencarian Tuhan.
Pengarang lagi ini, Paul David Hewson atau sering dijuluni Bono, menggambarkan pengalaman batinnya yang cenderung atheis tapi dia merindukan Tuhan sebagaimana gejala sosial amerika pada waktu itu, dia menemukan Tuhan yang di gambarkan kerajaanNya (Kingdom) akan datang.
Penyanyi utama dan penulis lagu U2, Bono, menyebutnya sebagai “lagu Injil dengan semangat gelisah.”
Kegelisahan Bono terhadap dunia terlihat dari baris pembuka lagu tersebut. Lagu ini mengadopsi perspektif seseorang yang telah melihat banyak hal, dari ketinggian (mendaki gunung tertinggi) hingga titik terendah yang disesalkan (merangkak).
I have climbed the highest mountains
I have run through the fields
Only to be with you
Only to be with you
I have run, I have crawled
I have scaled these city walls
These city walls
Only to be with you
Namun, masih ada ketidakpuasan tertentu, keinginan mendalam untuk mengejar makna. Hal ini diasumsikan dalam judulnya – bahwa sebenarnya ada sesuatu yang ia dicari, suatu tujuan besar.
Mungkin ini membantu menjelaskan popularitas lagu tersebut yang bertahan lama; tentang kegelisahan universal manusia dan pencarian makna, didukung paduan suara gospel dan gitar.
Keempat musisi U2 bertemu ketika mereka masih remaja di Irlandia pada tahun 1970-an, masa penuh gejolak yang dikenal sebagai Troubles. Bono pernah menulis bahwa pada tanggal 17 Mei 1974, dia “menghindari salah satu momen paling berdarah dalam sejarah yang membelah sebuah pulau,” hanya karena dia mengendarai sepedanya ke sekolah hari itu — jika tidak, dia akan berada di salah satu Dublin jalan-jalan di mana tiga bom mobil menewaskan 33 orang, tulis NPR.
Pada tahun yang sama, ibu Bono meninggal mendadak karena aneurisma otak. Saat itu, Bono masih berusia 14 tahun.
Tiga anggota U2 — Bono, gitaris The Edge dan drummer Larry Mullen Jr. — adalah anggota persekutuan Kristen bernama Shalom. Bagi The Edge dan Bono, keyakinan mereka tampaknya bertentangan dengan rock and roll: Mereka merasa seharusnya melakukan sesuatu yang lebih bermakna dalam hidup mereka daripada bermain musik.
Dalam sebuah wawancara dengan presenter Gay Byrne untuk penyiar Irlandia RTE, Bono mengatakan bahwa ketika band ini berada di ambang kesuksesan besar, mereka memberi tahu manajer mereka bahwa mereka ingin berhenti.
Hubungan 35 tahun antara Paul McGuinness dan U2, yang membuat band ini berubah dari yang awalnya bermain dari belakang van di tempat parkir mobil Dublin menjadi band tur live paling sukses, berakhir agak membisu dengan McGuinness menjual perusahaannya.
Bono mengatakan bahwa lagu-lagu mereka adalah “semacam doa”. Bahkan teolog Sarah Dylan Breuer juga setuju.
Pada awal tahun 2000-an, ia mendirikan sebuah kebaktian yang disebut U2charist yang menggabungkan lagu-lagu band, yang dimainkan oleh musisi lokal. “I Still Haven’t Found What I’m Looking For” berhasil karena merupakan ekspresi kegembiraan dan kekecewaan spiritual,” kata Breuer.
“Banyak musik kontemporer yang ditulis untuk kabaktian di lingkungan Kristen tanpa henti-hentinya berkata ‘Aku sangat mencintai Tuhan dengan segenap keberadaan aku, dan semuanya akan menjadi luar biasa.’ Dan itu bukanlah pengalaman hidup kebanyakan orang sehari-hari,” katanya.
Namun Breuer menambahkan bahwa beberapa anggota pendeta percaya bahwa beberapa penggalan tersebut dianggap tidak pantas untuk ibadah. Misalnya:
“I have kissed honey lips
Felt the healing in her fingertips
And it burned like fire”
(Aku telah mencium bibir semanis madu
Merasakan kesembuhan di ujung jarinya
Dan terbakar seperti api hasrat yang membara ini)
Bono mengakui harapan besar umat Kristiani: sebuah Kerajaan yang akan datang ketika semua orang berpadu dalam kesatuan yang sempurna. Agar tidak ada keraguan mengenai sifat khas Kristiani dari pengharapan ini, ia menambahkan kalimat tentang memikul Salib rasa malu.
believe in the Kingdom Come
Then all the colours will bleed into one
Bleed into one.
But yes, I’m still running.
You broke the bonds
And you loosed the chains
Carried the cross of my shame
Oh my shame, you know I believe it.
(Aku percaya pada Kerajaan akan datang
Maka semua warna akan menyatu menjadi satu
Darah menjadi satu
Tapi ya, aku masih berlari)
(Kamu telah memutuskan ikatanya
Dan kamu melepaskan rantainya
Memikul Salib rasa maluku
Ya ampun, kamu tahu aku mempercayainya)
Untuk memahami dari mana semangat gelisah itu berasal, ada baiknya jika kita mengetahui kedalaman akar keagamaan band tersebut, mari kita lihat cuplikan lagunya.
Aku percaya pada Kerajaan akan datang
Maka semua warna akan menyatu menjadi satu
Darah menjadi satu
Tapi ya, aku masih berlari
Kamu telah memutuskan ikatanya
Dan kamu melepaskan rantainya
Memikul Salib rasa maluku
Ya ampun, kamu tahu aku mempercayainya
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Pesan yang mendalam bukan? Aku kira Putri Ariani yang cerdas pasti tahu sangat jelas pesan filosofisnya saat menyanyikan lagu itu.
Inilah terjemahan bebas lirik lagu “I Still Haven’t Found What I’m Looking For”;
Gunung tertinggi telah aku daki
Padang luas telah aku lintasi
Hanya untuk bersamamu
Hanya untuk bersamamu
Aku berlari
Aku merangkak
Aku panjat tembok kota ini
Tembok kota ini
Hanya untuk bersamamu
Hanya untuk bersamamku
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Aku telah mencium bibir semanis madu
Merasakan kesembuhan di ujung jarinya
Dan terbakar seperti api hasrat yang membara ini
Aku telah berbicara dalam bahasa malaikat
Aku telah memegang tangan syetan
Di waktu malam yang hangat
Aku dingin seperti batu
Namun sepertinya bukan itu Tuhan yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Aku percaya pada Kerajaan akan datang
Maka semua warna akan menyatu menjadi satu
Darah menjadi satu
Tapi ya, aku masih berlari
Kamu telah memutuskan ikatanya
Dan kamu melepaskan rantainya
Memikul Salib rasa maluku
Ya ampun, kamu tahu aku mempercayainya
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Namun aku masih belum menemukan apa yang aku cari
Pencarian Tuhan
Menurut laman Majalah Kristen Premier Christianity, meskipun beberapa orang berpendapat bahwa lagu dari tahun 1987 ini menandakan bahwa Bono tidak puas dengan iman Kristennya, lagu ini mungkin juga didasarkan pada Alkitab Surat Filipi 3:7-14 di mana Paulus berbicara tentang “belum mendapatkan” apa yang dia cari, namun “terus maju” dan “berusaha ke depan”.
Pada awal tahun 1970-an, musik populer penuh dengan ekspresi religius, lagu-lagu yang mengacu pada pelajaran agama Kristen Barat dan gagasan tentang Tuhan, pencarian Tuhan, serta keterlibatan yang menyedihkan di dalamnya.
Bahkan ketika kaum muda menjelajahi agama-agama Timur, para penulis lagu terus menggunakan kanon agama Kristen, baik yang memercayainya, tidak mempercayainya, atau menantangnya.
Musik metal dan rock telah lama diasosiasikan dengan Setanisme karena referensi dan simbol setan dalam musik, seperti angka 666. Tidak sedikit pula band yang dicap sebagai pemuja setan karena referensi tersebut, padahal sebagian besar dari mereka adalah Atheis.
Di antara menerima tuduhan ini adalah Judas Priest dan Black Sabbath, salah satu band metal pertama yang dituduh mempraktikkan Setanisme karena nama mereka dan isi beberapa lagunya.
Pencarian Tuhan yang dirasakan U2, mungkin mewakini pencarian Tuhan masyarakat Amerika. Begitulah perasaan hati Bono, menggambarkan perasaan batinnya bahwa dia masih mencari Tuhan yang benar-benar Tuhan, bukan Tuhan yang disalib.
Semoga Bono U2 dan masyarakat Amerika segera menemukan Tuhan sebenar Tuhan, Tuhan yang satu, yang tiada tuhan selain Dia.*/ Agus M, pemerhati masalah sosial