Oleh: Fathimah Az-Zahra
HAKIKATNYA Muslim adalah negara yang bersatu padu, tidak bercerai-berai. Sebag kaum Muslimin bersatu dan dan dipersatukan karena akidah yang satu. Hal ini selaras dengan firmanNya:
إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS:Al-Anbiya: 92)
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jabir, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata mengenai ayat di atas maksudnya yaitu agama kalian adalah agama yang satu.
Sungguh umat Islam adalah umat yang kuat, tetap kokoh dengan segala rintangan yang menghadang dari berbagai penjuru.
Hal tersebut telah terbukti pada masa-masa kegemilangan Islam selama kurang lebih 13 abad yang lalu. Contohnya era Kekhilafahan Turki Utsmani. Selain cakupan wilayah kekuasaan yang luas juga terkenal dengan kekuatan militernya.
Selain itu pada masa keemasan Islam Andalusia dibawah Kekhilafahan Umawiyah terkenal dengan nuansa keilmuan yang mengagumkan. Para ilmuwan tidak akan dianggap keilmuannya jika belum menginjakkan kakinya untuk menuntut ilmu di Andalusia.
Para musuh-musuh Islam sangat paham dengan bahaya kekuatan yang dipancarkan Islam, maka mereka beratus-ratus tahun yang silam dengan pikiran dan tenaga supernya membuat makar untuk memporak-porandakan kesatuan umat Islam, dengan semboyan farriq tasud (porak porandakanlah barisan umat Islam, maka engkau akan mampu menjajahnya).
Al-Qur’an telah menegaskan hal tersebut dalam surah Al-Baqarah 120:
(وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ …)
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS: Al-Baqarah: 120).
Karena itu Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan tafsir ini agar meninggalkan upaya untuk membuat mereka senang dan suka.
Dengan bergulirnya waktu para kuffar dapat merealisasikan ambisinya. Pelan tapi pasti, banyak generasi umat yang awalnya dekat dengan al-Qur’an dan sunnah Rasulullah lambat laun menjauh darinya.
Sebaliknya mereka berbangga-bangga dengan gaya hidup Barat. Pada akhirnya, ruh jihad pun terkikis bahkan mungkin hilang dari jiwa-jiwa mereka.
Makar Global
Saat ini jutaan kaum Muslim Suriah harus lari dari rumah mereka mencari ketenangan di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia. Sementara makar-makar global, Iran, Rusia, China dan Israel justru bergembira ria mengirim senjata-senjata pembunuhnya.
Hari-hari ini, telah nyata kita saksikan ribuan pemuda/pemudi Muslim di al-Quds didzalimi. Para penjajah Israel dan para pemukim Yahudi, dengan seenaknya menembak para Muslimah di mana-mana. Di pos, di jalanan, di statiun bus. Di mana-mana. Seolah begitu murah nyawa umat Islam Palestina. Tentusaja, semua seizin Amerika.
Kezaliman berjamaah ini, rupanya membuat para wanita tidak bisa duduk di rumah. Mereka ikut bersama para pemuda turun jalan, membawa apa yang mereka bisa. Baca>>[Foto] Perempuan Palestina Bela Harga Diri Umat di Intifada Al-Quds]
Di mana Umar? Di Mana Shalahuddin?
Sudah kita saksikan saat ini di depan mata kita semua. Saksikan peperangan yang sebagian besar pelanda negara-negara berpenduduk Muslim.
Tanpa rasa iba mereka membunuh anak-anak yang tak berdosa dengan senjata-senjat canggih mereka. Mereka mengambil paksa kehormatan wanita-wanita Muslimah.
Lalu mana Ummar bin Khattab masa kini?
Mana Khalid bin Walid masa kini?
Mana tentara-tentara Muslim?
Di mana kaum Muslimin?
Adakah doa-doa yang selalau terucap dalam setiap sujud panjang kita?
Ayyuhal Muslimun!
Tidakkah kalian mendengar rintihan saudara-saudara kita yang sakit dan terluka? Yang direndahkan dan dirampas kehormatannya di Afhganistan, di Suriah dan Palestina?
Tidakkah kalian mendengar jerit tangis bocah-bocah lugu nan polos tak berdosa?
Tidakkah kalian mendengar pertanyaan anak-anak kecil yang merindukan kehadiran sang ayah di sisi mereka?
Belum sampaikah kepada kalian sebuah hadits yang menceritakan bahwa Allah mengazab seorang wanita dengan memasukkannya ke dalam neraka lantaran ia membiarkan kucing mati kelaparan?
Namun sebaliknya Allah memberikan maghfirahNya kepada wanita pendosa lantaran ia memberikan minum untuk anjing yang kehausan.
Wahai kaum Muslimin,
Bangkitlah dan bangunlah. Sadarlah dari nina-bobo panjang para mebuat makar global!
Camakan pada diri kalian!
Yang syahid karena kelaparan,
Yang syahid karena mempertahankan akidah,
Yang syahid akibat kezaliman para penguasa bukanlah hewan,
Mereka saudara-saudara kita!
Saudara yang membutuhkan uluran tangan dari setiap kaum Muslimin dimanapun ia berada, hatta, itu doa-doa kita.
Renungkan dan tadabburi sabda Rasul: “Bukan golongan kami, bagi siapa saja yang tidak memperhatikan urusan-urusan kaum Muslimin.”
Benar, saat ini kaum Muslimin dikepung dimana-mana. Mereka dihinakan dan dikeroyok ikatan makar global dengan bantuan teknologi dan senjata-senjata canggihnya.
Tentu saja, bagi yang punya iman, peralatan perang mutakhir bukan barometer kemenangan. Ketahuilah, tentara Badar dengan jumlah 300-an bisa meluluhlantakkan kuffar Quraisy dengan jumlah 1000 orang.
Ingatlah! Senjata sesungguhnya kaum Muslimin adalah iringan doa yang tulis, dan pengharapan kemenangan pada pemilik cinta abadi dan penggenggam jagat ini, Allah jalla wa ‘alaa…*
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Dewan Dakwah Indonesia, perindu Al-Hadarah Islamiyah