Hidayatullah.com | MELIHAT data di tahun 2021 yang dirilis sebuah perusahaan riset ekonomi-bisnis, Indonesia masih menjadi negara bertahan sebagai Paling Dermawan di dunia.
Meski bukan negara yang menerapkan hukum Islam seperti di beberapa negara-negara Arab, jumlah pemasukan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) di Indonesia mencapai angka puluhan triliun.
Misal, Baznas di 2019 bisa Rp 9 triliun. Itu belum yang swasta, seperti ACT, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PKPU, dll. Dari survei kajian strategis Baznas di 2021, perolehan dana ZIS secara tradisional non lembaga resmi di masyarakat capai Rp 61,26 triliun. Itu yg diperoleh katanya masih belum maksimal.
Khusus dari zakat sendiri ada potensi Rp 300-an triliun. Cukup besar untuk bantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
Kesadaran religius dan ketaatan umat untuk beribadah menjalankan ZIS di negeri ini bisa jadi menjadi sebab predikat dermawan ini. Kenapa negara-negara Arab tidak? Wallahu a’lam. Mungkin banyaknya konflik di sana.
Saya kurang tahu, apakah sudah ada data kalau banyaknya perolehan dana ZIS dan predikat paling dermawan cukup berefek dalam pengentasan kemiskinan nasional? Semoga ada lembaga riset yang mau teliti.
Harapannya predikat ini bisa berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Juga sebagai bukti bahwa ajaran Islam, ketaatan menjalankan syariat Islam dalam konteks sedekah, menjawab langsung persoalan kesejahteraan sosial yang selama ini hanya jadi bahasa kampanye hipokrit politikus.
Uang sedekah yang dihimpun pasti akan berputar kembali untuk membeli barang dan jasa. Di sinilah ekonomi bergerak. Semakin tinggi kesadaran kolektif rakyat untuk sedekah, semakin besar juga nilai putaran uang bergerak. Muncul angka pertumbuhan ekonomi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ketika dakwah di filantropi berhasil menjawab PR besar negara yaitu kesejahteraan sosial, maka rakyat dan negara akan melihat Islam itu solusi. Secara tak langsung dakwah filantropi punya peran sebagai salah satu pelopor kebangkitan Islam. Kita jelaskan Islam sebagai solusi tak sebatas wacana, tapi sudah jadi bukti.
Maka dari itu, dakwah filantropi harus dijaga marwah dan profesionalismenya. Bukan hanya menjaga nama lembaga atau kelompok jamaah, tapi juga nama Umat Islam. Kita harus satu saf. Siapa tahu kebangkitan Islam di negeri ini bukan lahir dari gerakan politik, tapi gerakan filantropi.*
@RidwanHd | Tukang Kopi di Balikpapan