Oleh: Muhammad Karim
Hidayatullah.com |DAHULU pada masa keemasan Islam, tatkala terjadi wabah tho’un banyak sekali dituliskan sya’ir-sya’ir untuk menggambarkan keadaan pada masa itu. Sebagaimana pada tahun 87 H terjadi peristiwa Tho’un al-Fatayat yang memakan korban mayoritas para gadis. Oleh sebab itu disebut dengan al-Fatayat yang berartikan para pemudi.
Ibnu Abi al-Dunya menerangkan di dalam kitabnya al-I’tibar, mengatakan bahwa ada seorang laki-laki Arab bersama 10 orang anak gadisnya datang ke Bashra, hanya berselang beberapa hari saja 10 orang anak gadisnya itu langsung meninggal dunia. Seorang ayah kehilangan 10 putrinya dalam sekejap, tatkala itu ia menggubah sya’ir untuk mengungkapkan perasaan hatinya. Adapun sya’irnya sebagai berikut :
بِنَفْسِي فِتْيَةٌ هَلَكُوْا جَمِيْعًا
Para pemudi semuanya meninggal di depan mataku
بِرَابِيَةٍ مُجَاوِرَةٍ سَنَامَا
Di sebuah bukit kecil dekat dengan daerah Sanam
أَقُوْلُ إِذَا ذَكَرْتُ العَهْدَ مَنْهُمْ
Selalalu aku berucap, di saat teringat akan suatu janji bersama mereka
بِنَفْسِي تِلْكَ أَصْدَاءٌ وَهَامَا
Itu adalah gema dan ilusi dalam diriku
فَلَمْ أَرَ مِثْلَهُمْ هَلَكُوْا جَمِيْعًا
Mereka semua meninggal tanpa tersisa, belum pernah saya melihat kejadian seperti ini,
وَلَمْ أَرَ مِثْلَ هَذَا العَامِ عَامَا
Dan saya juga tidak pernah melihat kejadian seperti tahun ini.
Virus Corona
Hari ini dunia dihebohkan oleh suatu wabah virus corona atau COVID-19 yang juga mengerikan. Untuk menggambarkan sebagian kecil situasi pada saat ini, izinkan saya menulis syai’r, yang tentu memiliki kesalahan dan kekhilafan.
حُمَّى الكُوْرُوْنَا
Demam Corona
فِي زَمَانِي كَثْرَةُ الكَلَامِ بِالْكُوْرُوْنَا
Banyak sekali orang yang berbicara tentang corona pada zamanku
بِقِلَّةِ ذِكْرِ اللهِ نَزَلَ الطَّاعُوْنَا
Menyebabkan, sedikit berzikir kepada Allah yang menciptakan Tha’un tersebut
فِي عَصْرِي كُلُّ النَّاسِ مُفْتِي يَكُوْنُوْنَا
Semua orang berlagak menjadi mufti pada zamanku
بِقِلَّةِ الْعِلْمِ وَالْأَدَبِ بِعُلَمَائِنَا يَتَكَلَّمُوْنَا
Berfatwa dengan ilmu yang sedikit dan tak memiliki budi pekerti kepada ulama, ketika berbicara
بِحُمَّى الكُوْرُوْنَا لَاتَخَافُوْا يَقُوْلُوْنَ وَبِرِزْقِ الرَّزَّاقِ يَبْكُوْنَا
Mereka berkata janganlah kalian takut dengan corona, bersamaan itu mereka menangisi/khawatir dengan rezekiNya Tuhan yang Maha pemberi rezeki
هَكَذَا، بِالْإِعْلَامِ أُنَاسٌ يَتَأَثَّرُوْنَ وَبِالإِسْلَامِ يَنْسُوْنَا
Beginilah jadinya manusia, apabila telah terpengaruh oleh media, sementara dengan ajaran Islam mereka lupa
يَارَبِّ فِيْمَا نَزَلَ اُلْطُفْ بِنَا وَبِالْكُوْرُوْنَا خَلِّصْنَا
Ya Allah, berlemah-lembutlah dengan kami atas segala kejadian, dan selamatkanlah kami dari bahayanya corona
بِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ تَخْلُقُهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
Berkat penghulu kami, Muhammad ﷺ kekasihMu, yang mana engkau ciptakan sebagai Rahmat untuk sekalian alam
كتبه : الفقير أبو مشكاة محمد كريم الشافعي
4 Sya’ban 1441 H
Penulis asatidz Tafaqquh Pekanbaru