Hidayatullah.com– Parlemen Uni Eropa, hari Kamis (2/2/2023), mencabut imunitas dua anggotanya yang tersandung skandal suap Qatar dan Maroko yang sedang diselidiki pihak berwajib Belgia.
Dengan cara mengangkat tangan, anggota Parlemen Eropa memberikan suara mayoritas mendukung pencabutan hak imunitas bagi politisi Belgia Marc Tarabella dan politisi Italia Andrea Cozzolino.
Gambar dari siaran televisi langsung menunjukkan bahwa Tarabella mendukung pencabutan imunitasnya sendiri, lapor Associated Press.
Kedua pria itu membantah terlibat skandal, yang konon melibatkan para pejabat Qatar dan Maroko yang menawarkan suap kepada mereka untuk mempengaruhi keputusan Parlemen Eropa.
Pemerintah Qatar dan Maroko membantah tuduhan suap tersebut, tetapi pihak Parlemen Eropa tetap menangguhkan pembahasan semua file yang berhubungan dengan Qatar.
Menurut laporan yang dipersiapkan sebagai penunjang permohonan pencabutan imunitas Tarabella, investigasi aparat Belgia menunjukkan bahwa dia “kemungkinan terlibat dalam tindak korupsi berkaitan dengan interferensi oleh satu atu lebih negara asing guna mempengaruhi perdebatan dan keputusan di Parlemen Eropa.”
Testimoni yang memberatkan Tarabella menuduh adanya sejumlah pembayaran yang diberikan kepadanya dalam beberapa kesempatan, dengan jumlah total antar 120.000 dan 140.000 euro.
Laporan investigasi Cozzolino mengatakan bahwa anggota parlemen asal Italia itu mulai 2019 dan seterusnya berpartisipasi dalam kesepakatan dengan sejumlah orang lain untuk melindungi kepentingan negara-negara asing di Parlemen Eropa.
Hal itu dilakukan antara lain dengan cara menolak resolusi yang akan diloloskan Parlemen Eropa.
Tarabella dan Cozzolino berasal dari faksi tengah-kiri Sosilis dan Demokrat (S&D) – kelompok politik terbesar kedua di Parlemen Eropa dan paling banyak terkena tuduhan korupsi.
Skandal mereka mencuat awal Desember 2022, setelah pihak berwenang melakukan serangkaian penggeledahan di Brussels dan Italia, menyita ratusan ribu uang euro.
Berkaitan dengan skandal itu, empat orang didakwa korupsi, pencucian uang dan keanggotaan organisasi kriminal. Mereka adalah anggota Parlemen Eropa S&D Eva Kaili, yang menjabat wakil presiden perlemen sampai terungkapnya kasus itu; kekasihnya yang juga asisten anggota parlemen Francesco Giorgi; bekas anggota parlemen S&D Pier Antonio Panzeri; pimpinan sebuah organisasi amal Niccolo Figa-Talamanca.
Panzeri sejak itu bersedia bekerjasama dengan kejaksaan Belgia sebagai informan. Dia berjanji untuk mengungkapkan nama-nama orang yang terlibat dan bagaimana uang bisa dipindahtangankan, dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.*