Hidayatullah.com — Kepala rabi Yahudi Sefardi Yerusalem, Shlomo Amar, mengklaim bahwa serangkaian gempa bumi baru-baru ini di Israel karena homoseksual dan kebebasan yang diberikan kepada komunitas LGBT.
Pernyataan Amar tersebut diucapkannya dalam khutbah mingguan. Ia lantas mengutip kitab Talmud – sumber utama teologi Yahudi dan hukum agama – untuk menegaskan sudut pandangnya.
“Tuhan berkata Anda mengguncang orang-orang Anda untuk sesuatu yang bukan milik Anda,” katanya, mengutip dari teks Yahudi menurut dilansir The New Arab, Selasa (28/02/2023).
Israel, wilayah Palestina yang diduduki Zionis, telah merasakan beberapa gempa susulan setelah gempa dahsyat di Turki, yang menewaskan sedikitnya 50.000 orang di seluruh Turki dan Suriah. Orang-orang di seluruh wilayah, termasuk mereka yang tinggal jauh seperti Siprus dan Mesir, dilaporkan merasakan getaran gempa tersebut.
Pada 2016, dia menggambarkan homoseksual sebagai “sebuah kultus yang sangat dibenci” dan mengatakan bahwa hukum Yahudi menetapkan bahwa kaum homoseksual harus dihukum mati.
Dia juga mengklaim bahwa mereka yang mengidentifikasi diri sebagai homoseksual tidak mungkin orang Yahudi yang religius, dan menyebut orientasi seksual sebagai “nafsu liar yang perlu diatasi,” menurut Jerusalem Post.
Amar bukan satu-satunya rabi yang menyerang komunitas LGBT. Awal tahun ini, Rabi Meir Mazuz mengklaim bahwa ketua parlemen Israel yang baru diangkat, Amir Ohana, “terinfeksi penyakit” karena orientasi seksualnya.
Pada tahun 2020, Mazuz menyebut homoseksual dan parade kebanggaan gay bertanggung jawab atas penyebaran virus corona di seluruh Israel.*