Hidayatullah.com–Uni Eropa memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap lima pejabat Mali, termasuk komandan militer senior yang melakukan kudeta tahun lalu – yang merupakan bagian dari lingkaran dalam pemimpin junta Assimi Goïta’s.
Pengumuman itu muncul setelah junta militer mengingkari janji untuk mengadakan pemilihan umum bulan ini, dan justru menundanya selama empat tahun, lansir BBC Jumat (4/2/2022).
Lima pejabat junta Mali yang dikenai sanksi Uni Eropa adalah sebagai berikut.
Choguel Kokalla Maïga, perdana menteri transisi.
Kolonel Malick Diaw, presiden dewan transisi.
Kolonel Ismaël Wagué, menteri rekonsiliasi – dan orang yang mengumumkan kudeta Agustus 2020.
Adama Ben Diarra, yang juga dikenal sebagai “Ben le Cerveau” yang artinya “Ben Si Cerdik” – orang yang sangat mendukung sikap Rusia yang menyokong Mali.
Ibrahim Ikassa Maïga, seorang anggota dari pemerintahan transisi dari kalangan sipil.
Hubungan antara UE dan Mali belakang ini memburuk, antara lain karena dua kudeta yang dilakukan militer sejak 2020, dan keputusan Mali untuk mendatangkan tentara bayaran dari Rusia.
Negara-negara Eropa, termasuk Prancis, mengancam akan menarik pasukannya yang ditempatkan di negara Afrika itu untuk memerangi militan-militan Muslim.
Bulan lalu, blok kerja sama regional Ecowas menjatuhkan sanksi kepada Mali, yang meliputi pembekuan aset negara Mali yang disimpan di bank komersial negara anggota Ecowas dan penangguhan transaksi keuangan yang tidak penting.*