Hidayatullah.com– Serangkaian gangguan kesehatan misterius yang dikenal sebagai “Havana syndrome” bukan disebabkan oleh senjata atau musuh asing. Begitu menurut kesimpulan intelijen Amerika Serikat.
Kesimpulan tersebut diambil setelah pihak berwenang melakukan asesmen selama beberapa tahun terhadap sekitar 1,000 “anomalous health incidents” (AHIs) di kalangan diplomat Amerika Serikat, mata-mata dan pegawai lain di lingkungan kedutaan dan misi AS di seluruh dunia.
Korban melaporkan cedera otak, gangguan pendengaran, vertigo dan sensasi pendengaran yang aneh, serta gejala lainnya. Banyak yang menduga mereka telah menjadi korban serangan terarah yang menggunakan semacam senjata energi (bukan senjata konvensional).
Dari tujuh badan intelijen AS yang melakukan investigasi, lima berkesimpulan bahwa berdasarkan bukti intelijen yang ada menunjukkan tidak adnya keterlibatan musuh AS dalam insiden yang dilaporkan, menurut laporan versi tidak rahasia yang dirilis hari Rabu (1/3/2023) oleh komite intelijen House of Representatives. Lima dinas intelijen AS mengatakan “sangat tidak mungkin ada” keterlibatan musuh asing dalam masalah ini. Satu dinas intelijen mengatakan “tidak mungkin ada” dan satu dinas intelijen lainnya menolak memberikan kesimpulan.
Temuan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Washington Post, lansir The Guardian.
“Tidak ada apa-apa,” kata seorang pejabat kepada Washington Post, perihal kemungkinan adanya serangan asing dalam Havana Syndrome.
Sejumlah pejabat AS mengatakan kepada Washington Post bahwa mereka terbuka untuk bukti-bukti baru bahwa musuh asing mengembangkan senjata energi, tetapi mereka juga tidak yakin Rusia atau musih lainnya terlibat dalam kasus-kasus ini.
Menurut Associated Press, yang mendapat penjelasan hari Rabu, dalam sejumlah kasus Amerika Serikat dapat mendeteksi kebingungan dan kecurigaan di antara pemerintah musuh yang menganggap laporan sindrom tersebut kemungkinan semacam rencana jahat yang sedang dijalankan oleh AS.
Dinas-dinas intelijen “memutuskan tidak ada bukti kredibel bahwa musih asing memiliki sebuah senjata atau sejumlah perangkat yang menyebabkan AHIs”, menurut laporan yang dirilis tersebut.
Asesmen itu bertentangan dengan laporan tahun 2022 oleh panel ilmuwan ahli yang mengidentifikasi energi elektromagnetik berdenyut dan ultrasonografi sebagai penyebab yang mungkin untuk penyakit “sindrom Havana”.
Panel itu dikumpulkan pada 2021 oleh direktur intelijen nasional dan direktur CIA. Panel mendapati bahwa sejumlah kasus tidak dapat dijelaskan oleh faktor kesehatan atau lingkungan, dan diduga ada perangkat yang dapat menyebabkan kemunculan gejala seperti itu.
Namun, laporan yang diungkap ke publik itu menunjukkan bahwa studi medis awal yang membuat para ahli percaya AHIs “merupakan sindrom medis baru atau pola cedera yang konsisten” disebabkan adanya “limitasi metodologis”. Laporan itu juga menyebutkan bahwa analisis awal terhadap insiden-insiden di Kuba tahun 2016 dan 2018 memasukkan “asumsi kritis” yang “bukan dilahirkan dari analisis medis dan teknis lanjutan”. Dalam bahasa mudahnya, laporan hasil studi tahun 2022 itu lahir dari proses yang kurang cermat.
Laporan terbaru menyimpulkan “sindrom Havana” yang dialami para personel AS kemungkinan disebabkan oleh faktor yang tidak melibatkan musuh asing, seperti adanya penyakit bawaan (kondisi kesehatan buruk yang sudah lebih dulu ada), penyakit konvensional (penyakit yang selama ini sudah dikenal), serta faktor lingkungan.
Gejala yang dialami para pegawai pemerintah AS itu menyebabkan sebagian di antara mereka sulit atau bahkan tidak dapat beraktivitas. Pada 2021, Presiden Joe Biden menandatangi undang-undang untuk memberikan kompensasi kepada mereka.
Mark Zaid, seorang pengacara yang mewakili sejumlah korban dari berbagai badan federal, mengungkapkan ketidakpuasan terhadap laporan terakhir tersebut. Lewat cuitan di Twitter hari Selasa, dia mengatakan bahwa pihak sudah mengajukan gugatan terhadap laporan final tersebut dengan menggunakan Undang-Undang Kebebasan Informasi dan berencana akan membawa masalahnya ke pengadilan.
Zaid bertekad akan terus menggugat sampai selubung yang menutupi rahasia perihal penyebab sindrom Havana diungkap sejelas-jelasnya.*