Hidayatullah.com — Tabligh Akbar menjelang Ramadhan 1444 Hijriah pada Jumat yang diisi Ustadz Adi Hidayat, Wakil Ketua I Majelis tabligh PP Muhammadiyah Periode 2022-2027, dihadiri sekitar enam ribu jamaah.
Pada sambutannya Ketua PWM DI Yogyakarta, Ikhwan Ahada mengaku gembira dengan digelarnya Tabligh Akbar menyambut Ramadhan 1444 Hijriah, yang diselenggarakan di Masjid KH. Sudja’ RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman itu.
Menurut Ikhwan, kedatangan bulan suci Ramadhan harus dipersiapkan dengan matang terutama persiapan ilmu.
“Hari ini kita semua menanti-nanti betul pencerahan, banyak hal yang perlu kita siapkan,” ujar Ikhwan yang juga Direktur Sumber Daya Insani dan Al-Islam Kemuhammadiyahan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Dia turut berpesan kepada jamaah yang hadir agar membagikan ilmu didapat dari Tabligh Akbar menjelang Ramadhan. Perlu diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 23 Maret 2023.
Ustadz Adi Hidayat, pengisi utama, dalam tausiyahnya di depan enam ribu jamaah menyampaikan bahwa pentingnya menuntut ilmu bagi setiap muslim, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan.
Menurutnya, jarak, tenaga dan harta, serta kesempatan yang dititipkan oleh Allah SWT harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terlebih untuk menuntut ilmu sebagai bekal menghadapi kehidupan dan beribadah.
Dilansir laman resmi Muhammadiyah, UAH juga berpesan jika ingin konsisten di jalan ilmu untuk senantiasa berada di tempat-tempat yang membuat lebih dekat dengan Allah SWT. Dia juga mengatakan, bahwa dalam proses menuntut ilmu tidak harus dengan serius dan kaku. Sebab Nabi Muhammad juga memberikan pengajaran dengan bercanda.
“Tertawa boleh, sebab ada 165 canda nabi kurang lebih. Nabi tertawa, tetapi tertawanya tidak memutus iman,” tambahnya.
Selain itu, keimanan pribadi muslim yang meningkat atau naik selama Bulan Ramadan harus disertai dengan pengisian ilmu. Sebab keimanan saja yang naik, tapi kosong ilmunya itu berbahaya. “Iman dan ilmu adalah sayap Islam yang bersamaan. Tak mungkin anda beriman baik tanpa ilmu, tak mungkin berilmu dengan lurus tanpa iman,” ujarnya.*