Hidayatullah.com — Hamas mengatakan bahwa pengusiran jamaah dari Masjid Al-Aqsha adalah bukti baru bahwa Israel melakukan perang agama terhadap warga Palestina.
“Penyerbuan hari ini di Masjid Al-Aqsha dan pengusiran jamaah menegaskan keinginan penjajahan Israel untuk memisahkan Kiblat Pertama dari sejarah Arab dan Islamnya, serta untuk memperkuat pemisaham temporal dan spasial dari Masjid yang Suci,” ujar anggota Biro Politik Luar Negeri Hamas, Sami Abu Zuhri dilansir MEMO, Selasa (28/03/2023).
Dia menegaskan bahwa kedatangan lebih dari 50.000 jamaah ke Masjid Al-Aqsha “merupakan pukulan besar bagi rencana pendudukan Israel.”
Dia menyalahkan pemerintah penjajahan zionis Israel atas semua konsekuensi agresinya terhadap Masjid Al-Aqsa, para jamaah di dalamnya dan merusak akses ke halamannya selama bulan suci Ramadhan.
Pejabat Hamas tersebut menyerukan negara-negara dan organisasi Arab dan Muslim untuk mengambil “sikap yang lebih serius terhadap agresi Israel di Masjid Al-Aqsa.”
Dia juga mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan dan menghentikan pembatasan Israel yang ditempatkan pada warga Palestina, yang membatasi kebebasan beragama mereka.
Perlu diketahui, pada Sabtu pasukan penjajahan zionis Israel menyerbu Masjid Al-Aqsha dan dengan paksa mengusir jamaah Palestina untuk memberi jalan bagi pemukim ilegal Yahudi untuk menyerbunya di bawah perlindungan polisi militer.*